Jakarta, FORTUNE - Industri fesyen global disebut-sebut bersiap menghadapi pemulihan kinerja pada tahun depan. Para peritel mode juga diyakini akan bernafas lega lantaran kendala pasokan dan hambatan permintaan akibat Covid-19 akan mereda. Namun, di saat sama konsumen harus menyesuaikan kantongnya seiring lonjakan barang-barang fesyen, mulai dari topi, tas, hingga sepatu.
Demikian kesimpulan hasil riset dari lembaga McKinsey & Co yang dikutip oleh Fortune.com, Jumat (3/12). Riset ini dilakukan terhadap lebih dari 220 eksekutif dan pakar mode internasional.
Menurut riset tersebut, sebanyak dua per tiga pimpinan perusahaan fesyen, mengatakan mereka akan menyesuaikan harga barang-barang fesyen dengan perkiraan kenaikan rata-rata mencapai 3 persen. Bahkan, sebanyak 15 persen eksekutif mengkhawatirkan bahwa kenaikan harga bisa mencapai lebih dari 10 persen pada tahun depan.