Jakarta, FORTUNE - Indeks harga saham gabungan (IHSG) hari ini (11/6) berpotensi menguat terbatas dengan support dan resisten 7.120– 7.330.
Pada perdagangan Selasa, (10/6), IHSG ditutup menguat sebesar 117,32 poin atau 1,65 persen ke level 7.230. Sektor technology memimpin kenaikan dengan 3,54 persen, sementara di posisi terendah adalah di sektor healthcare dengan penurunan 0,98 persen.
Pilarmas Investindo Sekuritas mencermati terdapat sejumlah sentimen yang mempengaruhi laju IHSG hari ini. Pertama, pertemuan antara Amerika Serikat dan Cina masih berlangsung, dengan harapan tinggi dari pelaku pasar terhadap tercapainya kesepakatan dagang, di tengah penurunan ekspor Cina sebesar 34,4 persen ke AS dan tekanan deflasi di dalam negeri. Kedua negara dinilai sama-sama membutuhkan solusi demi kestabilan ekonomi global.
Di samping itu, Pilarmas juga mencermati bahwa data US Change in Nonfarm Payrolls mengalami penurunan dari sebelumnya 147k menjadi 139k, begitupun dengan US Change in Private Payrolls yang turun dari sebelumnya 146k menjadi 140k dan US Change in Manfact. Payrolls yang turun dari sebelumnya 5k menjadi -8k.
“Pertumbuhan lapangan pekerjaan yang melambat kemarin, menggambarkan bahwa para pengusaha terus bersikap hati hati terhadap prospek pertumbuhan ekonomi ditengah tekanan akan kebijakan tarif oleh Trump,” kata Direktur Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus dalam riset hariannya, Rabu (11/6).
Nico menilai, sentimen yang akan diperhatikan oleh investor selanjutnya adalah data inflasi AS yang segera terbit. Hal ini memberikan gambaran sejauh mana inflasi dapat terkendali setidaknya untuk saat ini.
“Potensi penguatan masih akan datang dari sentimen pertemuan Amerika dengan Cina,” ujarnya.
Dari dalam negeri, jumlah penduduk miskin di Indonesia melonjak drastis menjadi 194,4 juta orang atau sekitar 68,91 persen dari total populasi setelah Bank Dunia memperbarui metode penghitungan garis kemiskinan dengan standar purchasing power parity (PPP) 2021, menggantikan standar PPP 2017.
Dalam laporan terbarunya, June 2025 Update to the Poverty and Inequality Platform, Bank Dunia menaikkan garis kemiskinan internasional untuk negara berpendapatan menengah seperti Indonesia dari US$6,85 menjadi US$8,30 per hari. Revisi ini mencerminkan peningkatan kebutuhan hidup yang lebih besar dari sekadar inflasi.
“Penerapan PPP 2021 mengubah secara signifikan gambaran kemiskinan Indonesia di mata dunia, menimbulkan tantangan baru bagi pemerintah dalam merancang kebijakan penanggulangan kemiskinan yang lebih tepat sasaran, namun tetap menarik perhatian pelaku pasar dan investor untuk dapat berinvestasi di dalam negeri,” kata Nico.
Sejalan dengan Pilarmas, Phintraco Sekuritas juga memproyeksi bahwa IHSG berpotensi melanjutkan kenaikan menguji level 7300. IHSG diperkirakan melaju di antara level support 7.170, pivot 7.250, dan resisten 7.300.
Sentimen positif yang mempengaruhi adalah investor yang merespon positif negosiasi lanjutan antara AS- Tiongkok serta menantikan negosiasi lanjutan antara Indonesia-AS.
Phintraco memperkirakan, inflasi Mei 2025 yang diperkirakan sebesar 0.2 persen MoM, stabil seperti bulan sebelumnya atau sebesar 2.5 persen Yoy dari 2.3 persen YoY di April 2025.
Hal ini mengindikasikan laju inflasi di AS belum mengalami kenaikan signifikan karena ditundanya pemberlakukan tarif resiprokal.
Dari dalam negeri, data cadangan devisa Indonesia bulan Mei yang stabil di US$152,5 miliar menjadi faktor positif.
Analis Phintraco Sekuritas, Ratna Lim mengatakan, secara teknikal, indikator stochastic RSI oversold dan membentuk golden cross. Indikator MACD menunjukkan penyempitan negative slope. IHSG menembus dan mampu bertahan di atas level MA200 sekitar 7133.
Histogram volume juga menunjukkan kenaikan volume beli. Sehingga secara teknikal, IHSG berpeluang melanjutkan penguatan dan menguji level resistance di 7300.
Daftar saham pilihan Pilarmas Investindo Sekuritas pada Rabu (11/6): PGEO, CTRA, BMRI
Daftar saham pilihan Phintraco Sekuritas pada Rabu (11/6): JPFA, PTRO, BREN, BBRI, BBCA BPTS.