Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
Layar yang menunjukkan laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI). (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)
Layar yang menunjukkan laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI). (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)

Intinya sih...

  • IHSG diperkirakan melemah pada perdagangan hari ini setelah ditutup menguat 0,71 persen menjadi 7.537,76.

  • Analisis menunjukkan IHSG berpotensi mengalami pullback atau koreksi jangka pendek.

  • Investor diingatkan tetap waspada karena kondisi IHSG saat ini cenderung jenuh beli (overbought).

Jakarta, FORTUNE - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan bergerak dengan kecenderungan melemah pada perdagangan hari ini, Senin (4/8). Proyeksi ini muncul setelah indeks ditutup menguat 0,71 persen menjadi 7.537,76 pada akhir pekan lalu.

Analis Binaartha Sekuritas, Ivan Rosanova, menjelaskan IHSG berpotensi mengalami pullback atau koreksi jangka pendek demi menguji level support 7.432. Menurutnya, meski IHSG menunjukkan sinyal positif dengan ditutup di atas garis SMA-10 pada grafik harian, pergerakan pada grafik 4 jam (4H) masih berada di bawah garis SMA-10.

"Skenario dapat berubah jika IHSG berhasil naik di atas 7.667," kata Ivan dalam riset hariannya.

Untuk hari ini, Ivan memproyeksikan IHSG bergerak pada rentang 7.470–7.550. Level support IHSG berada pada 7.432, 7.354, dan 7.271, sementara level resistance 7.667, 7.720, dan 7.805. Indikator MACD menunjukkan kondisi netral.

Berikut adalah daftar saham yang menjadi pantauan Binaartha Sekuritas hari ini: ADRO, AMRT, ANTM, BBRI, BBTN

Sementara itu, untuk proyeksi sepekan ke depan, Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), David Kurniawan, mengingatkan investor tetap waspada. Menurutnya, meski penembusan level psikologis 7.000 menandakan optimisme pasar, kondisi IHSG saat ini cenderung jenuh beli (overbought) setelah naik 8 persen sepanjang Juli 2025.

David menyebutkan sejumlah sentimen yang perlu diwaspadai pekan ini. Salah satunya adalah perlambatan pertumbuhan laba pada sektor besar seperti perbankan, menyusul kinerja beberapa bank besar menunjukkan penurunan.

"Hal ini menunjukkan adanya perlambatan pertumbuhan ekonomi, meski masih akan banyak perusahaan yang melaporkan laporan keuangannya," ujar David.

Sentimen lainnya yang turut membebani indeks adalah tekanan pada harga komoditas, ekspektasi terkait kebijakan suku bunga Fed yang diprediksi baru akan turun pada kuartal IV-2025, serta sentimen dari sektor kelapa sawit.

Sejumlah instrumen yang disoroti oleh IPOT untuk perdagangan pekan ini adalah: LSIP, PGEO, EXCL, Reksa dana saham XIIT.

Editorial Team