Jakarta, FORTUNE – Insiden penembakan mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, pada Sabtu (13/7), diperkiralan tidak hanya berimbas pada peta politik, tapi juga meluas ke sektor bisnis dan ekonomi seperti tukar dolar AS, harga emas, bahkan harga Bitcoin.
Pedagang valuta asing lembaga keuangan TJM Europe, Neil Jones, mengatakan bahwa nilai tukar dolar berpotensi menguat. “Merupakan dampak dari reaksi risiko awal dan persepsi bahwa peringkat jajak pendapat popularitas Trump akan meningkat–pasca penembakan yang tidak berhasil menewaskan Trump,” ujarnya seperti dikutip Bloomberg, Minggu (14/7).
Sementara dilansir dari Financial Times, indeks Dolar AS–yang mengukur kinerjanya terhadap mata uang mitra dagang–mengalami kenaikan 0,2 persen pada Senin (15/7), menjadi 104,3 persen. Padahal, pekan lalu nilainya sempat melemah dan berpotensi meningkatkan prospek penurunan suku bungan The Fed.
Hal ini turut berimbas juga pada nilai tukar sejumlah mata uang Asia, seperti Won Korea Selatan yang turun 0,5 persen menjadi 1.380,7 Won per dolar AS, Yen turun 0,1 persen menjadi 158,1 Yen per dolar AS, dan Renminbi yang turun 0,1 persen pada perdagangan menjadi 7,28 Rmb per dolar AS.
Pemimpin tim Asia untuk Markets Live, Garfield Reynolds, sebelumnya memperkirakan mata uang akan jadi pasar pertama yang akan bereaksi dan mengalami lonjakan harga pada Senin hari pertama perdagangan, pasca penembakan. “Ada potensi volatilitas ekstra, dan mendapatkan gambaran yang jelas mungkin sangat sulit karena likuiditas akan terhambat oleh hari libur nasional Jepang,” ujarnya.