Jakarta, FORTUNE - Peningkatan suplai minyak mentah yang diproduksi Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC +) diperkirakan menekan harga minyak mentah Indonesia.
Pelaksana Tugas (Plt.) Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Tri Winarno mengungkapkan bahwa OPEC+ memutuskan untuk menambah pasokan sebesar 410 ribu barel per hari.
OPEC+ juga berpotensi kembali meningkatkan produksi Juli 2025 hingga 411 ribu barel per hari. Proyeksi tambahan pasokan ini kemudian membuat sentimen bearish di pasar, memperbesar kemungkinan harga akan tetap tertekan dalam beberapa waktu ke depan.
"Faktor lain yang menyebabkan penurunan harga minyak mentah bulan Mei 2025 adalah stok minyak mentah komersial Amerika Serikat (AS) di akhir Mei 2025 yang mengalami peningkatan sebesar 2,8 juta barel bila dibandingkan akhir April 2025," katanya dalam keterangan di Jakarta, Selasa (17/6).
Kondisi ini pun mendorong penurunan Indonesian Crude Price/ICP. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menetapkan harga rata-rata minyak mentah Indonesia Mei 2025 sebesar US$62,75 per barel. Angka tersebut lebih rendah US$2,54 per barel dari ICP April 2025.
Tidak hanya dari OPEC+, untuk kawasan Asia Pasifik, penurunannya juga dipengaruhi oleh proyeksi penurunan permintaan minyak di kawasan Asia Pasifik yang berlanjut ke loading atau periode pengiriman di bulan Juli karena kilang memasuki periode turn around atau berhenti operasi sementara waktu.
Dengan kilang-kilang yang tidak beroperasi penuh, kebutuhan terhadap minyak mentah pun berkurang, yang akhirnya mendorong kelebihan pasokan dan tren penurunan harga.