Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
Ilustrasi investasi emas (freepik.com/xb100)
Ilustrasi investasi emas (freepik.com/xb100)

Intinya sih...

  • Harga emas dunia turun 3% setelah kesepakatan dagang AS-China, tapi masih dianggap investasi jangka panjang yang tepat.

  • Dolar AS tetap kuat dengan nilai tukar stabil, menawarkan likuiditas dan akses global untuk berbagai instrumen investasi.

  • Pilihan antara emas dan dolar tergantung pada tujuan keuangan dan profil risiko investor, diversifikasi aset bisa menjadi strategi terbaik.

Di tengah dinamika pasar global, investor dihadapkan pada pilihan antara investasi emas vs dolar AS (USD) sebagai instrumen investasi andalan. Keduanya menawarkan karakteristik berbeda.

Emas dikenal sebagai pelindung nilai (save heaven), sementara dolar dikenal karena likuiditas dan kekuatan globalnya. Namun, dengan kondisi ekonomi saat ini yang diwarnai oleh ketidakpastian geopolitik, inflasi tinggi, serta fluktuasi suku bunga, mana investasi yang lebih menguntungkan untuk dipilih?

Bagi Anda yang sedang mempertimbangkan investasi emas atau dolar AS, simak penjelasan berikut ini. Supaya Anda bisa menentukan jenis instrumen investasi yang tepat.

Harga emas anjlok, masihkah menarik untuk investasi?

Setelah mencetak rekor harga beberapa waktu lalu, harga emas dunia mulai terkoreksi. Dalam data yang dilansir Reuters pada Selasa (13/5), harga emas di pasar spot turun sekitar 3% ke level US$3.225,28 per troy ounce. Sedangkan emas berjangka AS turun 3,5% ke US$3.228 per troy ounce.

Penurunan ini terjadi usai tercapainya kesepakatan dagang antara Amerika Serikat dan China, sehingga mengurangi kekhawatiran pasar terhadap aset-aset safe haven seperti emas.

Di dalam negeri, harga emas batangan Logam Mulia Antam 24 Karat per 13 Mei 2025 tercatat Rp1.884.000 per gram. Meskipun angka tersebut masih tinggi, tren penurunan global mulai memengaruhi sentimen pasar dalam negeri.

Meski begitu, banyak analis menilai bahwa emas tetap relevan sebagai instrumen penyimpan nilai jangka panjang.

Dalam laporan yang dikutip CBS News, emas disebut sebagai salah satu aset yang mampu mempertahankan nilainya selama berabad-abad, bahkan di tengah krisis ekonomi global. Sebaliknya, nilai uang tunai lebih rentan terhadap penurunan daya beli akibat inflasi dan ketidakstabilan ekonomi.

CBS News menambahkan, emas cenderung naik nilainya saat inflasi tinggi. Oleh karena itu, emas bisa melindungi kekayaan dari depresiasi nilai mata uang.

Namun, emas bukan tanpa risiko. Fluktuasi harga jangka pendek, biaya penyimpanan, dan biaya transaksi menjadi tantangan tersendiri bagi investor, terutama yang berorientasi pada keuntungan cepat.

Dolar AS kokoh tapi penuh tantangan

Di sisi lain, dolar AS masih menunjukkan ketangguhan. Nilai tukarnya terhadap rupiah dalam 30 hari terakhir tercatat rata-rata Rp16.690,78 per dolar. Tren ini didorong oleh ekspektasi pasar bahwa Federal Reserve akan tetap menaikkan suku bunga demi mengendalikan inflasi yang membandel.

Dolar AS menawarkan likuiditas tinggi dan akses ke berbagai instrumen keuangan global. Mulai dari obligasi negara, saham perusahaan multinasional, hingga deposito valas.

Selain itu, dolar juga masih menjadi mata uang cadangan utama dunia, membuatnya tetap diminati oleh investor global. Namun, seperti halnya emas, dolar juga memiliki tantangan. Nilainya sangat dipengaruhi oleh kebijakan moneter AS, ketegangan politik, dan ekonomi makro.

Perubahan arah suku bunga atau ketidakpastian politik bisa menyebabkan volatilitas nilai tukar. Hal ini berisiko bagi investor jangka pendek.

Investasi emas vs dolar AS, lebih untung mana?

Lantas, mana yang lebih menguntungkan saat ini antara emas dan dolar? Jawabannya, sangat bergantung pada tujuan keuangan dan profil risiko setiap investor.

Jika tujuan utamanya adalah melindungi kekayaan dari inflasi dan menjaga kestabilan nilai aset dalam jangka panjang, emas bisa menjadi pilihan yang tepat. Koreksi harga saat ini bahkan bisa menjadi peluang untuk masuk ke pasar sebelum tren harga kembali naik.

Sementara itu, jika prioritas investor adalah akses cepat ke dana, fleksibilitas investasi global, dan diversifikasi portofolio, dolar AS tetap menarik. Terutama di tengah penguatan dolar seperti sekarangg. Menyimpan sebagian aset dalam mata uang asing bisa menjadi strategi cerdas.

Dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi global, diversifikasi tetap menjadi strategi investasi paling bijak. Mengombinasikan emas dan dolar dalam portofolio bisa membantu menyeimbangkan risiko dan peluang.

Emas memberikan perlindungan terhadap inflasi dan ketidakpastian. Sedangkan, dolar memberikan fleksibilitas dan daya beli yang luas.

Dengan tetap memperhatikan kondisi pasar dan tujuan finansial pribadi, investor bisa mengambil keputusan yang lebih bijak dan terukur. Demikian penjelasan mengenai lebih menguntungkan mana antara emas vs dolar AS

Editorial Team