Jakarta, FORTUNE - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksikan kembali melemah pada Kamis (20/1), usai terkoreksi 0,33 persen pada penutupan perdagangan Rabu (19/1). Sentimen yang akan mempengaruhi laju indeks hari ini diperkirakan datang dari rilis kebijakan Bank Indonesia serta ekonomi Tiongkok.
Analis Riset Artha Sekuritas Indonesia, Dennies Christoper meramalkan IHSG akan bergerak di level support 6.553–6.572 dan resistance 6.612–6.633.
Menurutnya, secara teknikal candlestick membentuk formasi three black crows dengan volume yang cukup tinggi dan stochastic yang melebar setelah membentuk deadcross mengindikasikan potensi pelemahan masih cukup besar.
" Investor akan mencermati hasil kebijakan suku bunga," kata Dennies dalam risetnya, Kamis (20/1).
Pada perdagangan kemarin, IHSG melemah mengikuti penurunan bursa saham global. Hal ini diakibatkan oleh meningkatnya yield treasury Amerika Serikat sebesar 1,8 persen yang memperlambat bursa dunia. Dari dalam negeri, kasus Covid-19 yang melonjak lebih dari 1.000 juga turut menahan laju IHSG.
Akan tetapi, kenaikan harga komoditas minyak mentah masih bisa menahan laju koreksi indeks acuan harga saham. Peningkatan harga itu terjadi pascakebakaran di jaringan pipa dari Irak – Turki yang menghambat aliran, menimbulkan kekhawatiran mengenai proyeksi pasokan dalam jangka pendek.