Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
Layar yang menunjukkan laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI). (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)
Layar yang menunjukkan laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI). (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)

Jakarta, FORTUNE - Indeks Harga Saham Gabungan diproyeksikan melemah pada Jumat (14/11), setelah ditutup menurun 0,20 persen.

Phintraco Sekuritas mencatat, secara teknikal, IHSG ditutup di bawah level MA5 dan indikator stochastic RSI berlanjut melemah. Volume jual mengalami kenaikan. Sehingga IHSG berpotensi cenderung melemah menguji support di 8.300-8.325.

"Koreksi indeks bursa global dan turunnya peluang penurunan suku bunga The Fed diperkirakan juga menjadi sentimen negatif," kata tim riset Phintraco Sekuritas dalam riset hariannya.

Daftar saham pilihan Phintraco Sekuritas hari ini, meliputi: PNLF, ARCI, TINS, INDF, dan BRMS.

Sementara itu, Pilarmas Investindo Sekuritas, menilai, berdasarkan analisa teknikal, IHSG berpotensi melemah terbatas dengan support dan resisten antara 8.310–8.410.

Saham-saham pilihan Pilarmas hari ini, yakni: TINS, BWPT, dan BIPI.

Kemarin (13/11), saham sektor industrial mengalami koreksi terbesar, sedangkan saham sektor energi membukukan penguatan terbesar.

Rupiah kembali melemah ditutup di sekitar level Rp16.720 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Kamis. Investor akan menantikan Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada Selasa-Rabu depan.

"Jika rupiah berlanjut mengalami depresiasi, diperkirakan BI berpotensi masih akan mempertahankan BI Rate tetap di level 4,75 persen pada bulan ini," jelas tim Phintraco Sekuritas.

Mayoritas indeks bursa Asia ditutup menguat didorong oleh berita berakhirnya government shutdown di AS. Presiden Trump telah menandatangani RUU pendanaan menjadi UU untuk mengakhiri government shutdown AS yang terlama sepanjang sejarah AS.

Sebelumnya, RUU itu telah mendapatkan persetujuan dari DPR AS dengan suara sebanyak 222-209, sebelum shutdown memasuki hari ke-43.

Dari Tiongkok (14/11), akan dirilis data industrial production bulan Oktober yang diperkirakan tumbuh 5,8 persen (YoY) dari 6,5 persen (YoY) pada September 2025. Selain itu akan dirilis data penjualan ritel pada Oktober, yang diperkirakan tumbuh 2,2 persen (YoY) dari 3 persen (YoY) pada September 2025.

Editorial Team