Terlepas dari keuntungan yang ditawarkan, investasi properti memiliki risiko tersendiri yang harus dihadapi oleh investor.
Bukan hanya keuntungan saja, risiko investasi juga jadi informasi penting yang harus dipahami sebelum mengambil keputusan. Adapun kekurangan investasi properti, yaitu sebagai berikut:
1. Modalnya besar
Properti memang menawarkan keuntungan yang menggiurkan. Namun, modal yang perlu dipersiapkan relatif besar sebanding dengan manfaat finansialnya.
Butuh modal yang besar untuk memulai investasi properti. Dengan kata lain, investor perlu mengumpulkan dana terlebih dahulu untuk membeli properti.
2. Keuntungan ditentukan lokasi
Besaran keuntungan yang dapat diperoleh dari investasi properti bisa berbeda-beda. Hal tersebut dapat disebabkan lokasinya. Properti yang berada di lokasi strategis biasanya memiliki pertumbuhan nilai lebih baik.
Sebaliknya, properti dengan aksesibilitas sulit dan jauh dari fasilitas umum kurang diminati di pasaran, sehingga nilainya bisa jauh di bawah harga pasar.
3. Rawan penipuan
Investasi properti juga tidak luput dari modus penipuan. Tidak sedikit kasus penipuan investasi properti yang menimbulkan kerugian finansial.
Bahkan, kasus sengketa tanah bisa dialami investor akibat sertifikat tanah yang dimiliki palsu atau tidak sah.
4. Ada biaya tambahan
Selain dana untuk pembelian aset properti, investor juga perlu mempertimbangkan biaya tambahan yang dikenakan pada aset tersebut. Properti termasuk objek pajak yang harus dibayar dalam jangka waktu tertentu.
Selain itu, proses balik nama dan administrasi lainnya juga membutuhkan biaya tambah ditambah biaya perawatan aset cenderung mahal.
Properti yang tidak terawat dengan baik tentu akan berpengaruh besar pada harganya. Maka dari itu, pemilik properti harus memastikannya tetap terjaga dengan baik.
5. Likuiditas rendah
Kekurangan investasi properti juga terlihat pada tingkat likuiditasnya. Properti termasuk investasi dengan nilai likuiditas kecil.
Artinya, aset tersebut tidak mudah untuk dicairkan dalam bentuk uang tunai. Biasanya, aset properti memerlukan waktu untuk bisa terjual.
Maka dari itu, properti kurang cocok dijadikan dana cepat ketika menghadapi situasi mendesak.