Kenapa Harga Emas Turun? Ini Alasan dan Faktor-Faktornya

Intinya sih...
Harga emas turun signifikan dalam dua minggu terakhir, mencapai Rp1.871.000 per gram pada 18 Mei 2025.
Faktor-faktor yang memengaruhi penurunan harga emas antara lain penguatan nilai tukar dolar AS hingga menurunnya ketidakpastian global.
Penurunan harga emas juga dipengaruhi oleh dinamika permintaan dan penawaran emas.
Emas selama ini dikenal sebagai aset aman atau safe haven. Melansir Logam Mulia, harga emas sempat menyentuh rekor tertinggi pada 22 April 2025 yang mencapai Rp2.039.000. Namun dalam dua minggu terakhir, emas justru mengalami penurunan signifikan.
Pada 18 Mei 2025, harga emas tercatat berada di kisaran Rp1.871.000 per gram. Penurunan ini tentu menjadi tanda tanya besar bagi banyak investor, terutama bagi investor pemula.
Lantas, kenapa harga emas turun? Apa faktor yang memengaruhinya? Bagi Anda yang ingin tahu lebih lanjut, simak penjelasan berikut ini!
1. Menguatnya nilai tukar dolar AS
Salah satu penyebab utama harga emas melemah adalah penguatan dolar Amerika Serikat (USD). Emas diperjualbelikan dalam denominasi dolar.
Ketika mata uang tersebut menguat, harga emas dalam USD akan terasa lebih mahal bagi pembeli dari negara lain. Akibatnya, permintaan global bisa menurun dan harga emas pun ikut terkoreksi.
Bagi investor di Indonesia, hal tersebut juga berlaku. Ketika nilai tukar rupiah menguat terhadap dolar, harga emas dalam negeri berpotensi turun karena biaya konversinya menjadi lebih rendah.
2. Kebijakan moneter dari The Fed
Alasan kenapa harga emas turun selanjutnya adalah kebijakan suku bunga yang ditetapkan oleh bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve (The Fed). Suku bunga tersebut sangat berpengaruh pada harga emas dunia.
Saat The Fed menaikkan suku bunga, instrumen keuangan lain seperti deposito atau obligasi menjadi lebih menarik karena menawarkan imbal hasil. Hal ini membuat sebagian investor menarik dananya dari emas karena tidak memberikan bunga.
Sebaliknya, saat suku bunga diturunkan, emas akan kembali diminati sebagai alternatif investasi. Pasalnya, nilai dolar melemah dan suku bunga rendah. Investor pun mencari aset pelindung nilai yang lebih aman.
3. Menurunnya ketidakpastian global
Emas sering naik saat dunia dilanda ketidakpastian karena krisis politik, perang, pandemi, atau resesi ekonomi. Namun, ketika kondisi mulai stabil, sentimen risk-on akan kembali muncul.
Dengan kata lain, para pelaku pasar cenderung beralih dari aset aman ke aset berisiko, contohnya dari emas ke saham atau mata uang kripto. Saat tensi geopolitik mereda atau muncul optimisme terhadap pemulihan ekonomi pasca-pandemi, permintaan terhadap emas bisa berkurang dan harganya turun.
4. Dinamika permintaan dan penawaran emas
Perhatikan juga alasan kenapa harga emas turun karena dinamika permintaan dan penawaran. Sama seperti komoditas lainnya, emas juga tunduk pada dua hal itu.
Ketika permintaan emas menurun dan pasokannya tetap atau meningkat, harga emas cenderung melemah. Meskipun emas termasuk aset yang nilainya relatif stabil, penurunan permintaan dari negara-negara konsumen besar bisa memengaruhi harga emas.
Selain itu, peningkatan produksi atau pelepasan cadangan emas oleh bank sentral juga bisa meningkatkan pasokan dan menekan harga.
5. Tekanan inflasi yang mereda
Inflasi tinggi umumnya mendorong harga emas naik karena logam mulia dianggap mampu menjaga daya beli. Namun, saat tekanan inflasi mulai menurun dan harga-harga kembali terkendali, daya tarik emas bisa berkurang.
Investor mungkin merasa tidak perlu lagi memproteksi nilai aset mereka dengan emas, sehingga permintaan turun.
Hal ini kerap terjadi setelah bank sentral berhasil mengendalikan inflasi lewat kebijakan moneter yang ketat, misalnya menaikkan suku bunga. Kombinasi dari inflasi yang menurun dan suku bunga yang tinggi dapat menjadi tekanan ganda bagi harga emas.
6. Aksi profit taking
Setelah harga emas sempat mencetak rekor tertinggi, tak sedikit investor memutuskan untuk melakukan aksi profit taking alias ambil untung. Hal ini wajar terjadi setelah lonjakan harga signifikan, di mana investor ingin merealisasikan keuntungan yang sudah mereka dapatkan.
Aksi jual secara massal ini bisa menciptakan tekanan jual di pasar dan mendorong harga emas turun, setidaknya untuk jangka pendek. Fenomena tersebut seringkali mempercepat penurunan harga karena diikuti oleh aksi serupa dari investor lainnya.
Apakah perlu khawatir saat harga emas tidak pasti?
Turunnya harga emas memang bisa membuat khawatir, terutama bagi investor yang membeli emas saat harganya sedang tinggi. Namun, penting untuk diingat bahwa pergerakan harga emas dipengaruhi oleh banyak faktor yang saling berkaitan, mulai dari kebijakan moneter, nilai tukar dolar, inflasi, hingga dinamika geopolitik dan permintaan global.
Bagi Anda yang berinvestasi jangka panjang, penurunan harga emas bisa jadi kesempatan untuk membeli di harga lebih rendah sebelum harga kembali naik di masa depan. Kuncinya adalah tetap memantau perkembangan ekonomi dan menyesuaikan strategi investasi secara cermat.
Demikian penjelasan mengenai kenapa harga emas turun. Semoga membantu!