Jakarta, FORTUNE – Pasar aset kripto kembali mengalami koreksi dalam beberapa pekan terakhir usai meningkat tajam pada awal tahun, dan bahkan kinerjanya diprediksi akan cenderung mendatar sepanjang tahun.
Berdasarkan data dari CoinMarketCap, harga Bitcoin (BTC) telah turun 5,91 persen dari kenaikan tertinggi pada Januari di level US$ 24.165. Pada Selasa (14/2) pukul 08.00 WIB, nilai aset berkode BTC itu US$ 21771 dengan penurunan 4,44 persen ketimbang pekan lalu.
Dalam pandangan tim riset Tokocrypto, penurunan pasar kripto akhir-akhir ini disebabkan oleh kombinasi antara kekhawatiran investor atas peningkatan penegakan peraturan di Amerika Serikat (AS), serta inflasi (Consumer Price Index/CPI) Januari 2023.
Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat baru-baru ini menindak perusahaan aset kripto Kraken dan Praxos Trust. Pada saat sama, terdapat rumor pelarangan staking kripto di Amerika Serikat. Hal tersebut dapat diterjemahkan menjadi penurunan lebih lanjut untuk Bitcoin dan pasar kripto yang lebih luas.
Selain itu, investor tengah membukukan keuntungan setelah Bitcoin mencetak performa menggembirakan pada Januari, "karena mulai melakukan aksi jual untuk mendapatkan untung dari kenaikan harga," demikian opini tim riset Tokocrypto.