Jakarta, FORTUNE - Jonathan Karsa seorang pebisnis. Dia sekarang menjadi trader valuta asing atau valas. Seperti banyak orang lain selama pandemi Covid-19, dia terbelit masalah keuangan. Namun, di belakang hari, dia mengaku terselamatkan oleh perdagangan valas yang memanfaatkan kerja 'robot'.
Padahal, dia mulanya skeptis terhadap hal asing yang baru dikenalnya itu. Sejak masih bekerja di dunia perbankan, sebenarnya Jonathan sempat terlibat perdagangan forex. Namun, emosinya kerap diaduk-aduk pergerakan harga, apalagi saat pertaruhannya berujung buntung. Belum lagi jika bicara kemampuan analisisnya yang terbatas. Alhasil, dia seolah kerap termakan akal-akalan beberapa pihak yang memanfaatkan ketidaktahuannya.
“Tapi saya melihat ini peluang yang cukup bagus dan menjadi jalur cepat untuk me-recovery keuangan dan permodalan saya. Andai ada risiko, semua masih wajar dan terukur. Bahkan, ini bisa dijadikan financial planning. Saya modal Rp9 juta dan sekarang sudah jadi Rp108 juta,” katanya.
Dia memutuskan bergabung dengan komunitas forex trading yang menggunakan 'robot' sebagai instrumen penjala laba pada Februari 2021. Keputusan ini diambil setelah meyakini ajakan seorang pelaku trading lain yang bernama Adri Prakarsa. “Mas Adri ini adalah orang yang bikin saya ‘say yes’ untuk menjalankan bisnis ini,” ujar Jonathan kepada Fortune Indonesia (6/10).
Salah satu pemicu keyakinannya ihwal keterbukaan informasi dari perusahaan induk yang menaungi forex trading dengan menggunakan 'robot' ini. PT Simbiotik Multi Talenta (SMI), kata Jonathan, cukup jelas keberadaannya. Selain itu, proses bisnisnya jelas, termasuk pembagian keuntungan dan arah aliran dana investasi yang ditanamkan para anggotanya.