Jakarta, FORTUNE - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksi akan melemah, Jumat (18/2), setelah terkoreksi 0,22 persen di level 6,835 pada penutupan perdagangan Kamis (17/2). Pelemahan ini merespon konflik Rusia dan Ukraina yang kembali memanas, kamis dini hari akibat aksi saling tembak kedua negara, pada sehingga menambah ketidakpastian global.
IHSG sebelumnya berada di zona hijau dua hari berturut-turut karena aksi profit taking. Namun saat ini, investor akan berhati-hati mencermati perkembangan konflik Rusia dan Ukraina. Sehingga sentimen geopolitik akan membayangi pergerakan pasar hari ini. Terlebih, indeks global kembali tertekan karena ketegangan tersebut.
Sebagai informasi, ketegangan antara dua negara itu kembali meningkat menyusul spekulasi tentang adanya invasi Rusia ke Ukraina. Amerika Serikat (AS) memperingatkan lagi mengenai risiko serangan karena kabar penarikan pasukan Rusia merupakan berita palsu.
Melalui keterangan resmi, Rusia menyampaikan, usulan Joe Biden untuk Rusia belum dapat memuaskan mereka sehingga negara itu bisa saja memilih jalan militer. Sebaliknya, pejabat Moskow menyebut peringatan AS soal invasi Rusia itu hanya histeria dan propaganda semata.
“Kami melihat peluang terkoreksi kembali pada hari ini meskipun ruang penguatan masih tersedia,” jelas kata Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus, Jumat (18/2).
Selain itu, lonjakan inflasi yang melanda mayoritas negara besar kelompok G20 juga berisiko signifikan terhadap perekonomian dan pasar. Bank sentral di pasar berkembang mesti waspadai guncangan bila inflasi terus melambung di negara dengan ekonomi besar.
Bank sentral di negara-negara maju berpotensi meningkatkan suku bunga lebih tinggi dari perkiraan.