Jakarta, FORTUNE - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Selasa (15/2) diperkirakan kembali melemah, melanjutkan penurunan kemarin. Pada perdagangan Senin (14/1), indeks merosot hingga 1,19 persen ke level 6.734 seiring melemahnya bursa global dan kecemasan investor akibat tensi hubungan Rusia dan Ukraina yang kian memanas.
Selain konflik geopolitik, perkembangan kasus harian Covid-19 dalam negeri yang masih tinggi juga masih memengaruhi pergerakan IHSG hari ini. Pada Senin kemarin, terdapat tambahan 36.501 kasus baru, sehingga total kasus Covid-19 di Indonesia sejak Maret 2020 hingga hari ini berjumlah 4.844.279.
Demikian juga dengan angka kematian, yang kemarin menembus 145 kasus. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, meski kasus kematian akibat varian Omicron terus naik, diyakini jumlahnya tak sebanyak saat varian Delta merebak di kisaran 2.000 kasus. Puncak kasus kematian diprediksi akan terjadi dua pekan setelah puncak kasus Covid-19.
Dengan sentimen ini, Analis Riset Artha Sekuritas, Dennies Christoper Jordan memperkirakan IHSG bergerak ke zona merah. "Secara teknikal candlestick membentuk long black body dengan stochastic yang melebar setelah membentuk deadcross. Ini mengindikasikan potensi akan melanjutkan pelemahan,” kata Dennies dalam risetnya.
IHSG akan melaju di rentang support 6.644–6.689 dan resistance 6.787–6.840. Saham-saham yang dia soroti hari ini, yakni: MNCN, BBCA, CTRA, INDY, MDKA, ADRO, MEDC, dan PGAS.
CEO Indosurya Bersinar Sekuritas, William Surya Wijaya juga berpendapat senada. Menurutnya, IHSG berisiko tertekan disertai minimnya sentimen yang mampu mendongkrak kenaikan IHSG.
"IHSG belum mengalami kenaikan signifikan dan pasar cenderung bergerak lebih konsolidatif, hari ini IHSG berpeluang tertekan," tulis William dalam risetnya.
Dia pun memproyeksikan IHSG bakal bergerak di rentang support 6.698 dan resistance 6.876. Saham-saham yang dia pilih hari ini, yaitu: AALI, BMRI, GGRM, ITMG, JSMR, LSIP, dan TBIG.