Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
Karyawan melintas di dekat layar yang menampilkan pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (8/10/2021). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/aww.

Jakarta, FORTUNE -  Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Selasa (15/2) diperkirakan kembali melemah, melanjutkan penurunan kemarin. Pada perdagangan Senin (14/1), indeks merosot hingga 1,19 persen ke level 6.734 seiring melemahnya bursa global dan kecemasan investor akibat tensi hubungan Rusia dan Ukraina yang kian memanas. 

Selain konflik geopolitik, perkembangan kasus harian Covid-19 dalam negeri  yang masih tinggi juga masih memengaruhi pergerakan IHSG hari ini. Pada Senin kemarin, terdapat tambahan 36.501 kasus baru, sehingga total kasus Covid-19 di Indonesia sejak Maret 2020 hingga hari ini berjumlah 4.844.279. 

Demikian juga dengan angka kematian, yang kemarin menembus 145 kasus. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, meski kasus kematian akibat varian Omicron terus naik, diyakini jumlahnya tak sebanyak saat varian Delta merebak di kisaran 2.000 kasus. Puncak kasus kematian diprediksi akan terjadi dua pekan setelah puncak kasus Covid-19. 

Dengan sentimen ini, Analis Riset Artha Sekuritas, Dennies Christoper Jordan memperkirakan IHSG bergerak ke zona merah. "Secara teknikal candlestick membentuk long black body dengan stochastic yang melebar setelah membentuk deadcross. Ini mengindikasikan potensi akan melanjutkan pelemahan,” kata Dennies dalam risetnya. 

IHSG akan melaju di rentang support 6.644–6.689 dan resistance 6.787–6.840. Saham-saham yang dia soroti hari ini, yakni: MNCN, BBCA, CTRA, INDY, MDKA, ADRO, MEDC, dan PGAS.

CEO Indosurya Bersinar Sekuritas, William Surya Wijaya juga berpendapat senada. Menurutnya, IHSG berisiko tertekan disertai minimnya sentimen yang mampu mendongkrak kenaikan IHSG. 

"IHSG belum mengalami kenaikan  signifikan dan pasar cenderung bergerak lebih konsolidatif, hari ini IHSG berpeluang tertekan," tulis William dalam risetnya.

Dia pun memproyeksikan IHSG bakal bergerak di rentang support 6.698 dan resistance 6.876. Saham-saham yang dia pilih hari ini, yaitu: AALI, BMRI, GGRM, ITMG, JSMR, LSIP, dan TBIG.

Sentimen lain yang berdampak pada laju IHSG

Tak hanya saham, konflik Ukraina dan Rusia telah mendongkrak naik harga minyak dan emas. Harga minyak WTI menlonjak dari 93,10 menjadi 95,46 per barrel hari ini, mencetak rekor tertinggi sejak 2014.

Peningkatan harga komoditas akan kembali mengerek naik inflasi.The Fed dan berbagai bank sentral dunia dilanda kecemasan, trelebih di tengah rencana pengetatan moneter akibat inflasi yang terus naik.

“Para Menteri Keuangan G20 akan berkumpul minggu ini untuk pertama kalinya untuk membahas mengenai inflasi dan bagaimana cara menanganinya dengan baik,” kata Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus, Selasa (15/2) pagi.

Bank Indonesia memprediksi The Fed akan menaikkan suku bunga acuan empat kali lipat pada tahun ini. Tentu itu akan berdampak pada nilai tukar rupiah. BI pun memastikan rupiah akan tetap stabil dengan adanya kebijakan moneter dan pemulihan nasional.

Sementara itu, pasar memperkirakan kenaikan suku bunga acuan The Fed akan terjadi lima kali tahun ini. “Saat ini dampak dari rencana The Fed telah terlihat di pasar, tercermin dari kenaikan yield surat berharga AS benchmark Treasury 10 tahun yang telah naik menuju 1,9 persen,” ujar Nico dan tim.

Berdasarkan analisis teknikal, Nico dan tim memproyeksi IHSG akan melemah terbatas di rentang support 6,687–6.826 dengan rekomendasi saham energi seperti  HRUM, MNCN, dan PGAS. 

Editorial Team