Jakarta, FORTUNE - PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) mencatatkan laba sebesar US$778,77 juta pada semester pertama 2024.
Angka terebut turun 10,88 persen (year on year/yoy) dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya yang sebesar US$873,83 juta.
Pada periode ini, Adaro membukukan pendapatan sebesar US$2,97 miliar, turun 15 persen dibandingkan dengan semester pertama 2023 yang sebesar US$3,47 miliar.
Penurunan ini terutama disebabkan oleh koreksi harga batu bara, yang mengakibatkan turunnya harga jual rata-rata (ASP) sebesar 19 persen. Namun, volume produksi dan penjualan perusahaan masing-masing meningkat 7 persen, mencapai 35,74 juta ton dan 34,94 juta ton.
Selain itu, beban pokok pendapatan turun 13 persen yoy menjadi US$ 1,765 miliar, terutama karena penurunan beban royalti seiring dengan menurunnya ASP.
Pada sisi lain, total biaya bahan bakar naik 13 persen karena peningkatan konsumsi bahan bakar sebesar 15 persen seiring dengan kenaikan volume produksi. Adaro juga mengalami peningkatan pengupasan lapisan tanah sebesar 9 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu.
Presiden Direktur dan CEO Adaro, Garibaldi Thohir, menyatakan bahwa meskipun harga batu bara mengalami penurunan, perusahaan tetap berkomitmen memberikan nilai kepada pemegang saham. Ia melanjutkan Adaro juga tetap melanjutkan program pembelian kembali (buyback) saham serta pembagian dividen tunai.
"Kami tetap berfokus pada eksekusi proyek untuk mengonversi visi jangka panjang kami menjadi nilai nyata bagi pemegang saham," ujarnya dikutip dari keterangan resmi, Kamis (29/8).