Jakarta, FORTUNE - PT Indo Tambangraya Megah TBK (ITMG), perusahaan tambang batu bara, mengalami penurunan laba bersih menjadi US$90,78 juta pada semester I-2025. Angka ini menyusut 29,51 persen jika dibandingkan dengan periode sama tahun lalu yang mencapai US$129,07 juta.
Penurunan laba bersih tersebut disebabkan oleh koreksi pada pendapatan sebesar 12,40 persen secara tahunan menjadi US$919,41 juta dibandingkan dengan periode sama tahun lalu yang mencapai US$1,04 miliar, karena harga jual rata-rata (ASP) batu bara yang lebih rendah.
ASP turun dari US$97 per ton pada semester I-2024 menjadi US$78 per ton pada semester I-2025 sejalan dengan pelemahan harga acuan batu bara, terutama Indonesian Coal Index (ICI).
Pada sisi lainnya, ITMG mengalami penurunan beban pokok pendapatan menjadi US$694,70 juta. Dengan demikian, laba kotor perseroan menjadi US$224,71 juta.
Dalam keterangan resminya, perseroan menyatakan terjadi peningkatan 12 persen secara tahunan dalam produksi batu bara, yakni mencapai 10,4 juta ton, diikuti oleh peningkatan volume penjualan 8 persen menjadi 11,7 juta ton.
Di tengah peningkatan produksi batu bara pada semester I-2025, ITMG menurunkan beban pendapatan 10 persen secara tahunan menuju US$695 juta dibandingkan dengan US$774 juta pada periode sama tahun lalu karena biaya yang terkait dengan operasi yang dapat dikendalikan.
Dari sisi neraca keuangan, total aset perusahaan turun 0,83 persen secara tahunan menjadi US$2,38 miliar. Total ekuitas perseroan juga melemah menjadi US$1,87 miliar.
Selain itu, liabilitas perseroan naik 9,23 persen secara tahunan menjadi US$516,37 juta. Perseroan menjelaskan kenaikan liabilitas disebabkan oleh peningkatan sewa.
Baru-baru ini, ITMG telah mengakuisisi saham PT Adhi Kartiko Pratama Tbk (NICE) sebesar 9,62 persen dengan nilai transaksi US$16 juta. Hal ini menjadi langkah perseroan masuk ke industri nikel.
Pada perdagangan hari ini, saham ITMG turun 50 poin atau 0,22 persen menuju posisi 22.500.