Jakarta, FORTUNE - Dua emiten semen, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) dan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) membukukan kenaikan kinerja keuangan sepanjang sembilan bulan pertama 2023. Kenaikan ini terjadi di tengah kontraksi permintaan semen nasional.
Produsen semen merek Tiga Roda atau Indocement, hingga September 2023 mencatat total pendapatan bersih Rp12,92 triliun. Angka ini tumbuh 10,9 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya seiring dengan peningkatan volume penjualan 8,3 persen dan harga jual sekitar 2,4 persen.
Indocement mencatat volume penjualan domestik (semen dan clinker) sebesar 13.294 ribu ton terutama dikontribusi dari operasi Maros. Ekspor perseroan pun tumbuh menjadi 445 ribu ton atau 61,7 persen sebagian besar berasal dari pengiriman clinker ke Bangladesh dan Brunei Darussalam dengan ekspansi lebih lanjut ke Australia dan Filipina.
Secara nasional, pasar semen curah domestik bertumbuh 8.3 persen, namun tidak diimbangi dengan pasar semen kantong yang masih -3.7 persen. Sehingga pertumbuhan konsumsi semen domestik secara keseluruhan melemah 0,6 persen.
"Pangsa pasar domestik kami secara keseluruhan mencapai 27,6 persen, yang mana di Jawa 34,1 persen dan luar Jawa 20,8 persen," kata Sekretaris Perusahaan Indocement, Dani Handajani, dikutip Senin (6/11).
Di sisi lain, Indocement juga mencatatkan peningkatan beban pokok pendapatan sebesar 7,6 persen seiring dengan peningkatan volume penjualan. Penurunan harga batu bara tahun ini menyebabkan penurunan biaya energi (batu bara DMO) sehingga berkontribusi terhadap meningkatkan margin bruto perseroan dari 29,5 persen menjadi 31,6% pada akhir periode kuartal III 2023.
Demikian dengan beban usaha yang lebih tinggi sebesar 8,1 persen, terdampak dari peningkatan volume penjualan dan efisiensi dalam operasi serta transportasi di tengah kenaikan harga bahan bakar dan bunker.
Sementara, turunnya beban operasi lainnya, yang disebabkan oleh tingginya keuntungan selisih kurs pada tahun lalu dari deposito sementara pada 2023 terdapat kerugian selisih kurs. Hal ini menyimpulkan margin laba usaha sebesar 11,7 persen dan margin EBITDA sebesar 19,6 persen hingga akhir September 2023.
Perseroan mencatatkan kenaikan pendapatan keuangan disebabkan kenaikan suku bunga seiring dengan kenaikan suku bunga Bank Indonesia sejak tahun lalu, juga kenaikan bagian atas entitas asosiasi. Secara kumulatif, laba bersih Indocement meningkat 33,8 persen dari Rp946,9 miliar menjadi Rp1.267,3 miliar hingga sembilan bulan pertama 2023.