Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
PT. Tbs Energi Utama Tbk Adakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Terkait Divestasi Dua Aset Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Sebagai Langkah Strategis dalam Mencapai Netralitas Karbon. (Doc: TBS Energi Utama)

Jakarta, FORTUNE – PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) mencatatkan kinerja keuangan positif sepanjang 2024 dengan menangguk laba bersih US$28,47 juta. Capaian itu melejit 260,38 persen dibandingkan dengan US$7,90 juta pada 2023, dan dengan demikian mencerminkan solidnya kinerja perseroan sepanjang tahun itu.

EBITDA yang disesuaikan mencapai US$131,4 juta, naik 34,5 persen dibandingkan US$97,7 juta pada 2023.

Laba operasi perusahaan ikut meningkat dengan persentase 46,9 persen dari US$63,9 juta menjadi US$93,9 juta, dengan margin laba kotor naik menjadi 18,2 persen. 

Pendapatan dari kontrak dengan pelanggan perseroan turun menjadi US$445,64 juta dari US$501,26 juta pada 2023.

Peningkatan laba di tengah penurunan pendapatan tersebut ditopang oleh penurunan beban pokok pendapatan TOBA dari US$437,43 juta pada 2023 menjadi US$364,54 juta pada 2024. 

Walhasil, laba bruto naik dari US$63,82 juta menjadi US$81,09 juta. Beban umum dan administrasi perseroan juga turun dari US$511,58 juta menjadi US$45,36 juta.

Presiden Direktur PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA), Dicky Yordan, menyatakan kinerja keuangan pada 2024 menunjukkan strategi perseroan dalam melakukan transisi dari bisnis berbasis batu bara menuju bisnis berkelanjutan memberikan hasil positif.

Pencapaian tersebut juga menegaskan posisi TBS sebagai salah satu perusahaan di Indonesia yang secara aktif bertransformasi dari bisnis berbasis batubara menuju bisnis non-fosil yang lebih ramah lingkungan, di bawah kerangka komitmen TBS2030.

"Segmen pengelolaan limbah yang kini mulai matang, telah menunjukkan potensi besar dalam mendorong pertumbuhan perusahaan," demikian Dicky dalam keterangannya, dikutip Jumat (14/3).

Sementara itu, 2024 juga menandai kemajuan penting dalam perjalanan TBS menuju target netral karbon pada 2030. Salah satu langkah strategis melalui penandatanganan perjanjian divestasi aset Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) berbasis batu bara dengan total kapasitas 200 MW, yang secara efektif akan mengurangi emisi perseroan 80 persen. 

Selain itu, TBS terus memperluas kapasitas energi terbarukan, dengan dimulainya konstruksi 46 MW pembangkit listrik tenaga surya terapung, serta ekspansi signifikan dalam ekosistem motor listrik (EV) melalui anak usaha Electrum, yang pada akhir 2024 telah mengoperasikan lebih dari 4.400 unit motor listrik di Indonesia.

Pada 2024, perseroan juga telah melakukan penandatanganan perjanjian akuisisi bisnis pengelolaan limbah terintegrasi, yaitu Sembcorp Environment di Singapura. Akuisisi ini diharapkan dapat memperkuat posisi TBS sebagai pemimpin dalam industri pengelolaan limbah di tingkat regional.

"Strategi kami jelas dan terarah, yaitu terus memperkuat bisnis berbasis keberlanjutan dengan tujuan untuk menciptakan nilai jangka panjang bagi lingkungan dan seluruh pemangku kepentingan. Dengan fondasi keuangan yang solid dan eksekusi strategi yang konsisten, kami yakin dapat mewujudkan komitmen TBS2030 dengan optimal," kata Dicky.

Editorial Team