Laba ESSA Industries Merosot 90% per Q3, Mengapa?

Jakarta, FORTUNE - PT ESSA Industries Indonesia Tbk (ESSA) membukukan pendapatan sebesar US$233 juta hingga kuartal ketiga 2023, menurun 58 persen (YoY) dari US$557 juta pada periode serupa tahun 2022. Mengapa?
Bersamaan denan itu, laba bersih perseroan juga tertekan sebesar 91 persen (YoY) dari US$105 juta menjadi US$10 juta pada 9 bulan pertama 2023. Begitu pula dengan EBITDA yang terkoreksi 75 persen (YoY) dari US$269 juta menjadi US$66 juta.
Secara khusus, kinerja ESSA tertekan khususnya akibat harga komoditas yang lebih rendah. Ditambah dengan pemberhentian sementara pabrik amoniak pada kuartal pertama 2023, demi pemeliharaan terjadwal.
Untuk itu, ESSA akan fokus pada efisiensi biaya yang dapat dikendalikan dan meningkatkan operasionalnya. Perseroan pun akan meningkatkan keandalan manufaktur, kelestarian lingkungan, dan adaptasi terhadap kebutuhan industri.
"Komitmen yang tanpa henti terhadap inovasi terbukti melalui studi kelayakan Tahap 2 yang sedang berlangsung untuk Blue Ammonia, yang dapat memainkan peran penting dalam membentuk masa depan proyek-proyek dekarbonisasi," ujar Corporate Secretary ESSA, Shinta D. U. Siringoringo dalam keterangan resmi, Rabu (18/10).