Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
medco energy.jpg
ilustrasi migas Medco Energi

Intinya sih...

  • Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) mengalami penurunan laba bersih 81,5 persen pada semester I-2025.

  • Penurunan laba dipengaruhi oleh kontribusi negatif dari anak usahanya.

  • Pendapatan MEDC pun turun 2,32 persen menjadi US$1,13 miliar, dengan harga minyak turun dari US$81 per barel menjadi US$70 per barel.

Jakarta, FORTUNE - Emiten energi, PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC), membukukan penurunan laba bersih signifikan sebesar 81,50 persen sepanjang semester I-2025. Penurunan tajam ini dipicu oleh kombinasi anjloknya harga minyak, kontribusi negatif dari anak usaha PT Amman Mineral International Tbk (AMMN), dan adanya biaya eksplorasi yang gagal (dry hole) senilai US$8,9 juta.

Akibat kinerja yang tertekan, pasar merespons negatif. Pada penutupan perdagangan hari ini, Jumat (1/8), saham MEDC anjlok 45 poin atau 3,50 persen ke level 1.240.

CEO MedcoEnergi, Roberto Lorato, menyatakan kinerja perseroan pada paruh pertama tahun ini masih menunjukkan ketahanan finansial meski terjadi penurunan harga minyak signifikan. Harga realisasi minyak MEDC turun dari US$81 per barel menjadi US$70 per barel.

Penurunan harga komoditas ini secara langsung menggerus pendapatan perseroan. MEDC membukukan total pendapatan US$1,13 miliar, menyusut 2,32 persen dibandingkan US$1,16 miliar pada semester I-2024.

Pada akhirnya, laba bersih perseroan anjlok menjadi US$37,18 juta (sekitar Rp594 miliar), terjun bebas dari US$200,99 juta yang diraih pada periode sama tahun lalu.

Salah satu faktor utama penekan laba adalah kinerja anak usaha pada sektor pertambangan. PT Amman Mineral Internasional (AMMN) membukukan rugi bersih US$31 juta. Kinerja ini berbalik tajam dari laba bersih US$99 juta pada semester I-2024.

Manajemen menyatakan kerugian ini disebabkan oleh keterlambatan proses commissioning (uji coba) smelter tembaga baru dan fasilitas pemurnian logam mulia.

Meskipun menghadapi tantangan berat, manajemen MEDC menyatakan optimismenya untuk sisa tahun ini. Perseroan baru saja menyelesaikan akuisisi strategis yang diharapkan dapat menopang kinerja pada masa mendatang.

“Kami memasuki paruh kedua 2025 dengan akuisisi akretif atas tambahan 24 persen hak partisipasi di Wilayah Kerja (PSC) Corridor dan kontribusi tambahan dari beberapa proyek migas dan ketenagalistrikan yang baru berproduksi,” ujar Roberto dalam keterbukaan informasi, dikutip Jumat (1/8).

Editorial Team