Jakarta, FORTUNE - Emiten energi, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO), membukukan kenaikan pendapatan dan laba bersih sepanjang tahun lalu.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan per 31 Desember 2023, PGEO membukukan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk US$163,59 juta atau naik 28,47 persen secara tahunan dari US$ 127,34 juta pada 2022.
Dalam hal pendapatan, PGEO membukukan US$406,28 juta atau meningkat 5,24 persen dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya yang mencapai US$386,06 juta.
Pendapatan utama berasal dari penjualan uap dan listrik kepada PT Indonesia Power dari sumur Kamojang sebesar US$67,23 juta, serta kepada PLN dari lima sumur, yakni Ulubelu, Lahendong, Kamojang, Lumut Balai, dan Karaha, dengan total US$313,22 juta.
Selain itu, terdapat penerimaan dari pihak ketiga sebesar US$19,79 juta sebagai izin produksi.
Beban pokok pendapatan dan beban langsung lainnya pada tahun sebelumnya mencapai US$178,97 juta, meningkat dari 2022 yang sebesar US$173,20 juta.
Ekuitas meningkat menjadi US$1,97 miliar dari USD1,25 miliar pada akhir 2022.
Total liabilitas mengalami penurunan menjadi US$992,88 juta dari US$1,21 miliar pada akhir 2022.
Sementara, total aset mencapai US$2,96 miliar, naik secara signifikan dari US$2,47 miliar pada akhir tahun sebelumnya.