Jakarta, FORTUNE - PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) mencatatkan penurunan laba bersih yang sangat tajam pada semester I-2025. Emiten properti ini hanya membukukan laba bersih Rp137,90 miliar, sebuah angka yang anjlok 99,31 persen dibandingkan dengan periode sama pada tahun lalu sebesar Rp19,89 triliun.
Penurunan drastis pada kinerja keuangan Lippo Karawaci ini terutama dipicu oleh terkoreksinya pendapatan perseroan sebesar 49,24 persen secara tahunan (year-on-year). Pendapatan LPKR tercatat sebesar Rp4,03 triliun, menyusut dari Rp7,94 triliun pada semester I-2024.
Anjloknya pendapatan turut memengaruhi pos laba lainnya. Laba bruto perseroan turun 41,17 persen menjadi Rp1,40 triliun dari sebelumnya Rp3,40 triliun. Hal ini terjadi meskipun beban pokok penjualan berhasil ditekan 42,07 persen menjadi Rp2,67 triliun.
Perseroan juga mencatat penurunan signifikan pada pos penghasilan lainnya, yang merosot dari Rp21,14 triliun menjadi hanya Rp60,60 miliar. Akibatnya, laba usaha LPKR terjun bebas dari Rp21,20 triliun pada semester I-2024 menjadi Rp258,78 miliar pada semester I-2025.
Di tengah tekanan pada profitabilitas, dari sisi neraca keuangan, total aset LPKR justru menunjukkan kenaikan tipis 1,63 persen menjadi Rp54,65 triliun. Total ekuitas juga naik menjadi Rp30,45 triliun, tapi liabilitas atau utang perseroan tercatat membengkak menjadi Rp23,30 triliun.
Ke depan, perseroan tetap optimistis dengan membidik target prapenjualan (marketing sales) sebesar Rp6,25 triliun pada 2025. Target ini lebih tinggi 16,38 persen dari target 2024 yang sebesar Rp5,37 triliun. Pertumbuhan ini akan didorong oleh proyek residensial dan komersial baru di Lippo Karawaci, Lippo Cikarang, dan wilayah lainnya.
Pada penutupan perdagangan hari ini, saham LPKR merespons kinerja ini dengan melemah 3 poin atau 3,26 persen ke level 89.