Jakarta, FORTUNE - Emiten barang konsumsi, PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) mencatatkan perlambatan penjualan domestik sebesar 8 persen pada 2021 menjadi Rp 39,2 triliun serta penurunan laba bersih 19,6 persen dari Rp7,16 triliun (2020) menjadi Rp5,76 triliun. Namun, analis menilai perusahaan masih memiliki prospek pertumbuhan positif, meski dibayangi pelemahan daya beli dan kenaikan biaya bahan baku.
Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus mengatakan, perusahaanmasih berpeluang mencatatkan kinerja positif tahun ini disertai berbagai risiko yang dapat membuat saham perusahaan terkoreksi dalam jangka pendek.
“Dengan kondisi saat ini yang penuh ketidakpastian akibat Omicron, membuat masyarakat cenderung lagi-lagi menahan daya beli atau konsumsinya untuk produk dengan harga dan kualitas bagus,” kata Nico kepada Fortune Indonesia, Jumat (11/2).
Sebagai informasi, saham UNVR parkir di zona merah pada akhir perdagangan pekan ini; melemah 2,01 persen dari harga pembukaan Rp3.950 ke level Rp3.900. Selama lima hari belakangan, sahamnya juga terkoreksi 2,99 persen dari level Rp4.020.