Jakarta, FORTUNE - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan menguat terbatas pada Kamis (4/12), setelah ditutup melemah 0,06 persen di level 8.611 kemarin (3/12) sore.
Technical Analyst BRI Danareksa Sekuritas (BRIDS), Reza Diofanda, mengatakan, IHSG mengakhiri perdagangan kemarin dengan aksi jual bersih asing sebesar Rp229 miliar di pasar reguler. Meskipun sempat kembali mencatatkan ATH (all-time high) intraday di 8.669, tampaknya indeks melemah akibat aksi pengambilan keuntungan oleh pasar.
"Selanjutnya secara teknikal, IHSG diproyeksi akan bergerak menguat terbatas dengan support terdekat di 8.590 dan resisten terdekat di 8.655," kata Reza dalam risetnya.
Daftar saham pilihan BRIDS pada perdagangan hari ini, meliputi: SCMA, ESSA, dan GTSI.
Sementara itu, Phintraco Sekuritas menjelaskan, secara teknikal, histogram MACD masih bertahan di area positif dan stochastic RSI bergerak menguat di area pivot. IHSG juga masih bertahan di atas level MA5.
"Sehingga diperkirakan IHSG masih berpotensi untuk bergerak menguat menguji level resistance di 8.650–8.670 pada perdagangan Kamis," kata tim Phintraco Sekuritas dalam riset hariannya.
Saham-saham yang masuk pantauan Phintraco Sekuritas hari ini, meliputi: ASII, ASSA, MAPI, ESSA, dan UNVR.
Kemarin, rupiah ditutup sedikit melemah di level Rp16.628 per dolar Amerika Serikat (AS), di saat mayoritas mata uang di kawasan Asia cenderung menguat terhadap dolar AS. Indeks di bursa Asia ditutup mixed pada perdagangan Rabu.
Sentimen global hari ini berasal dari Inggris, sebab investor akan mencermati data S&P Global Construction PMI pada November 2025, yang diperkirakan sedikit naik di level 45 dari level 44,1 pada Oktober 2025. Kondisi itu mengindikasikan sektor konstruksi di Inggris diperkirakan sedikit membaik, namun masih di area kontraksi.
Dari Eropa, akan dirilis data penjualan ritel yang diperkirakan tumbuh 0,3 persen (MoM) pada Oktober 2025, membaik dari turun 0,1 persen (MoM) pada September 2025. Sehingga secara tahunan, penjualan ritel di wilayah Eropa diperkirakan tumbuh 1,1 persen (YoY) pada Oktober 2025 dari 1 persen (YoY) pada September 2025.
