Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
ilustrasi investasi (unsplash.com/micheile dot com)
ilustrasi investasi (unsplash.com/micheile dot com)

Jakarta, FORTUNE – Saat ini tersedia beragam pilihan instrumen investasi mulai dari reksa dana, saham hingga mata uang kripto. Ada pula satu jenis investasi yang disebut Medium Term Notes (MTN) atau Surat jangka Menengah. Apakah itu?

Ketepatan pemilihan instrumen investasi bisa jadi faktor utama yang menentukan kesuksesan investasi yang Anda lakukan. Tak hanya prospek keuntungan yang dihasilkan, Anda sebagai investor juga perlu mengantisipasi tingkat risiko yang akan dihadapi. 

MTN sebagai instrumen investasi merupakan surat berharga berbasis utang yang menawarkan keuntungan menjanjikan. Mengutip sejumlah sumber, berikut ini Fortune Indonesia akan mengulas selu beluk tentang Medium Term Notes atau MTN.

Pengertian

Khakimullin Aleksandr/Shutterstock

Investopedia menuliskan bahwa MTN adalah jenis instrumen surat berharga berbasis utang (bridging finance) yang diterbitkan oleh perusahaan yang membutuhkan pembiayaan selama jangka waktu menengah atau dalam kurun waktu 5-10 tahun. Namun, beberapa juga ada yang menerapkan selama satu tahun.

MTN berbentuk sertifikat yang didalamnya tertera beberapa informasi seperti perjanjian utang piutang antara issuer dengan investor selama jangka waktu tertentu, besaran nilai pokok, imbal hasilnya, kapan jatuh tempo pengembalian nilai pokok, sampai lampiran rincian tahapan pembayaran imbal hasil.

MTN akan disertai dengan pengembalian bunga dalam suatu tingkat tertentu. Tingkatan bunga yang digunakan qqqqqdalam MTN adalah suku bunga mengambang yang mengacu pada suku bunga yang terkenal dalam dunia keuangan internasional.

Aset yang dijadikan sebagai jaminan, umumnya berbentuk clean basis yaitu jaminannya bukan aset perusahaan yang telah atau sedang dijadikan jaminan. Dari pihak issuer, MTN bisa menjadi alternatif instrumen untuk memperoleh pinjaman baru atau dana segar dari masyarakat, selain dari Obligasi, Go Public atau pinjaman bank.

Penerbitan MTN di perusahaan publik biasanya menggunakan jasa Perusahaan Efek sebagai penyelenggara, serta menggunakan jasa profesi serta lembaga penunjang Pasar Modal lainnya, seperti Konsultan Hukum, Akuntan Publik, Notaris, dan lainnya, serta dibentuk dalam sebuah info memo (sejenis prospektus).

Tujuan

Ilustrasi investasi. (Pixabay/Tumisu)

Penerbitan MTN bertujuan untuk mendapatkan utang secara teratur dan berkesinambungan agar bisa membiayai kebutuhan jangka menengah. Bahkan, bisa menjadi suatu program pendanaan rutin perusahaan dengan biaya yang murah, karena perusahaan tidak perlu mempersiapkan berbagai dokumen hukum yang lengkap saat menerbitkan MTN.

Pada proses penawaran, perusahaan penerbit MTN bisa secara langsung menjualnya pada pihak investor tanpa harus melalui bursa efek atau pasar modal. Sementara bagi investor, MTN menjadi salah satu jenis investasi yang menguntungkan dan bisa dipilih untuk jangka waktu pendek, dengan risiko yang tergolong rendah, namun tingkat pengembaliannya lebih tinggi.

Mirip Deposito dan Obligasi

Obligasi. (ShutterStock/Hadayeva Sviatlana)

Mengutip Cermati.com, bila membandingkannya dengan instrumen investasi deposito maupun obligasi, MTN berada di antara keduanya. Di satu sisi, instrumen ini mirip deposito karena jangka waktu jatuh tempo yang fleksibel, nilai investasi serta suku bunga yang bisa menyesuaikan, saat jatuh tempo otomatis investasi dikembalikan, serta bisa rollover namun mungkin berbeda suku bunga.

Pada sisi lain, MTN juga mirip dengan obligasi karena bisa untuk investasi jangka panjang. Bedanya, MTN tak punya nilai atau harga yang bisa diperjualbelikan di pasar atau antar investor. Jika investor ingin mencairkan MTN sebelum jatuh tempo, bisa melalui issuer atau via agen penjual, tetapi ada penalti karena pencairan sebelum jatuh tempo. Biasanya MTN dapat dibeli melalui Asset Management, sekuritas, atau pihak yang menjadi agen penjual dari issuer MTN.

Risiko investasi

Shutterstock/ITTIGallery

Meskipun MTN adalah salah satu produk investasi yang menarik dan bisa mendatangkan keuntungan, baik untuk investor maupun issuer, namun keberadaanya tak lepas dari sejumlah risiko, seperti:

  1. MTN tak wajib dicatatkan di Bursa Efek, sehingga MTN relatif kurang likuid dan jarang dikenal masyarakat luas.
  2. Ada kemungkinan risiko terjadi gagal bayar dari pihak issuer.
  3. Tak dijamin oleh Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS), karena bukan produk perbankan.
  4. Tidak harus memiliki rating seperti obligasi.
  5. Biasanya berada 1 notch di bawah rating obligasi seniornya (issuer yang sama), karena MTN biasanya memberi imbal hasil yang lebih tinggi dibanding obligasi senior.
  6. Jika perusahaan memiliki aset dalam bentuk gedung yang sudah dijaminkan ke bank, maka ketika terjadi gagal bayar, hasil penjualan dari gedung tersebut tidak dapat dibayarkan kepada pemegang obligasi atau MTN.
  7. Saat issuer terpaksa dilikuidasi, posisi pemegang MTN berada di bawah pemegang obligasi senior, tetapi di atas pemegang saham.

Demikianlah sejumlah hal yang perlu diketahui dari Medium Term Notes (MTN) sebagai salah satu instrumen investasi yang menarik, dengan keuntungan kompetitif, namun risiko yang cukup rendah. Selamat berinvestasi.

Editorial Team