ilustrasi saham (unsplash.com/Aidan Hancock)
Apabila Anda ingin berinvestasi, hendaklah mengetahui yield terlebih dahulu. Tentu saja hal ini penting karena tujuan dari investasi tidak lain adalah mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya.
Berikut beberapa jenis yield yang bisa Anda pilih serta cara menghitungnya. Berikut adalah penjelasannya:
1. Current yield
Current yield merupakan jenis keuntungan yang akan diterima saat ini atau on-time Anda bisa mengetahui nilai yield dengan melakukan perbandingan kupon yang ditawarkan oleh investor dengan harga obligasi di pasar.
Adapun rumus perhitungannya adalah:
Current yield = (nilai obligasi x %pertumbuhan tahunan) / harga saham saat ini x 100 persen
Misalnya, sebuah PT memberikan kupon investor sebanyak 10 persen per tahun. Anda melakukan investasi sebesar Rp 5 juta pada perusahaan tersebut. Kira-kira obligasi di pasar yang terjadi sekitar 97 persen.
Maka besarnya nilai current yield saat ini
Current yield= (10 persen x Rp5 juta / (97 persen x Rp5 juta) x 100 persen
= Rp5 juta/ Rp4,85 juta x 100 persen = 10,3 persen
Maka, nilai current yield atau kenaikan dari kupon yang ditawarkan adalah sebesar 0,3 persen.
2. Yield dividend
Yield dividend adalah besarnya presentasi dari nilai dividen atau bagi hasil. Untuk harganya sendiri di bandro per lembar saham. Nilai dividend sendiri selalu berubah dan tidak tetap. Berikut rumus perhitungannya:
Yield dividend = (Nilai Obligasi / Keuntungan Per Lembar Saham) X 100 persen
Sebagai contoh, perusahaan menjual saham Rp 4 ribu per lembarnya. Dengan perjanjian bagi hasil yang akan diberikan Rp2 ratus per lembar.Maka, nilai yield dividendnya adalah sebagai berikut.
Yield dividend = Rp2 ratus/ Rp4 ribu x 100 persen = 50 persen
3. Yield to maturity
Jenis yield to maturity ini adalah hasil yang akan Anda terima dari awal hingga masa tenor tertentu. Untuk perhitungannya mirip dengan jenis current yield. Akan tetapi, jenis ini lebih memprediksi untuk kurun waktu yang panjang. Berikut rumus perhitungannya:
Yield to Maturity = [Return + (Nilai Obligasi Sekarang - Nilai Obligasi Terakhir) / Tenor Obligasi] / [(Nilai Obligasi Terakhir + Nilai Obligasi Sekarang) / 2] X 100 perlembar
Contoh, sebuah PT memberikan investor kupon obligasi sebesar Rp 4 juta. Anda melakukan investasi sebesar Rp 12 juta dengan harga obligasi saat itu Rp 10 juta. Maka nilai yield untuk tenor 5 tahun adalah sebagai berikut
Yield to maturity = (Rp4 juta + (Rp12 juta – Rp10 juta)/5) : (Rp12 juta + Rp10 juta) /2) x 100 persen
= Rp1,2 juta/Rp11 juta x 100 persen
= 10,9 persen
4. Yield to call
Yield to call merupakan jenis yield yang membandingkan nilai obligasi terakhir dengan nilai obligasi sekarang atau sampai masa tenor berakhir. Berikut rumus perhitungannya.
Yield to call = [Return + (Nilai Obligasi Sekarang - Nilai Obligasi Terakhir) / Tenor Sampai Calling Saham] / [(Nilai Obligasi Terakhir + Nilai Obligasi Sekarang) / 2] X 100 persen
Contoh, Anda telah berinvestasi sejak tahun 2018 dengan masa tenor 10 tahun. Berdasarkan laporan keuangan, nilai obligasi terakhir adalah Rp4.275 ribu dengan return per lembar saham senilai Rp550. Akan tetapi, pada tahun 2022 Anda ingin menarik kembali sahamnya dengan nilai obligasi saat itu Rp6.120 ribu.
Maka perhitungannya adalah sebagai berikut:
Yield to call = (Rp550 + ( Rp6.120 ribu – Rp4.275 ribu / 3) / ((Rp4.275 ribu + Rp6.120 ribu) / 2) x 100 persen
= 15,36 persen
Itulah tadi artikel mengenai pengertian yield serta cara menghitungnya. Jadi, Yield adalah keuntungan yang akan diterima oleh investor untuk periode waktu tertentu. Profit yang diterima bervariasi tergantung dari modal dan jenis perhitungannya. Tertarik untuk memulai investasi?