Jakarta, FORTUNE - Bulan ini PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) genap setahun beroperasi, setelah penggabungan tiga bank syariah pelat merah. Sebagai bank syariah terbesar di Indonesia berdasarkan aset, BRIS dinilai memiliki sejumlah peluang menumbuhkan pangsa pasar—yang saat ini baru 7 persen.
Menurut analis Mirae Asset Management, merger telah memoles kualitas pembiayaan lewat peningkatan standar menajemen risiko, skema pembiayaan yang kompetitif berkat penurunan cost of fund (CoF), serta likuiditas yang lebih tinggi.
Kinerja keuangan perusahaan terbilang baik, dengan pertumbuhan laba bersih 43 persen (yoy) menjadi Rp3 triliun pada 2021, dari Rp2,1 triliun tahun sebelumnya. Laba operasinya juga melambung 32 persen dari Rp3,1 triliun menjadi Rp4,1 triliun.
Akan tetapi, kinerja itu tak lantas tercermin dalam pergerakan saham BRIS. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), saham bank syariah itu telah menurun 36,80 persen selama setahun terakhir. Sepanjang 2022, sahamnya terkoreksi 4,49 persen hingga penutupan perdagangan Jumat (18/2).
Lantas, bagaimana kans laju saham BRIS dan kinerja perseroan pada 2022?