Jakarta, FORTUNE - PT ESSA Industries Indonesia Tbk (ESSA) membukukan pendapatan US$151,6 juta pada paruh pertama 2024, menurun 10 persen (YoY) dari US$168,2 juta pada periode serupa pada 2023.
Kontribusi terbesar berasal dari segmen usaha amonia, yakni hampir US$129,0 juta pada semester I 2024, turun dari US$299,7 juta pada semester I 2023. Sementara itu, segmen usaha elpiji menyumbang pendapatan sebesar US$22,7 juta, turun dari US$25,3 juta pada periode yang sama tahun lalu.
Selama periode itu, harga realisasi amonia melemah menjadi US$334 per metrik ton pada kuartal II 2024, dari US$344 per metrik ton pada kuartal I 2024. Demikian pula dengan harga realisasi LPG, yang turun dari US$625 per metrik ton, menjadi US$586 per metrik ton.
Kendati pendapatan menurun, laba bersih yang diatribusikan kepada pemegang saham perusahaan melesat sekitar 418,0 persen (YoY) dari hampir US$4,0 juta menjadi sekitar US$20,6 juta pada semester I 2024. Demikian juga dengan EBITDA yang bertumbuh 48 persen (YoY) menjadi US$61,6 juta, dari US$41,7 juta.
Salah satunya karena beban pokok pendapatan ESSA menurun dari US$137,2 juta pada enam bulan pertama 2023, menjadi US$99,5 juta pada enam bulan pertama 2024. Begitu juga dengan beban penjualan dan beban keuangan perseroan.