Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
Ilustrasi suku bunga (freepik.com)
Ilustrasi suku bunga (freepik.com)

Intinya sih...

  • Ekonom Mirae Asset proyeksi Bank Indonesia pangkas suku bunga jadi 5,0 persen pada Desember 2025.

  • Suku bunga acuan turun menjadi 5,25 persen, deposit facility 4,50 persen, lending facility 6,00 persen.

  • Perekonomian Indonesia melambat, pemangkasan suku bunga diharapkan dukung pertumbuhan pada 2026 dan 2027.

Jakarta, FORTUNE - Bank Indonesia (BI) diproyeksikan akan kembali memangkas suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,0 persen pada Desember 2025. Proyeksi ini dikeluarkan oleh ekonom Mirae Asset Sekuritas, Rully Arya Wisnubroto, tidak lama setelah BI menurunkan BI Rate menjadi 5,25 persen.

Menurut Rully, langkah pemangkasan tambahan diperlukan untuk mendorong kembali pertumbuhan kredit yang melambat dan memperkuat transmisi kebijakan moneter ke sektor riil.

“Dengan suku bunga kredit yang masih kaku dan lemahnya penyaluran kredit ke UMKM, pemangkasan tambahan sebesar 25 bps kemungkinan akan diperlukan pada 2025, selama stabilitas rupiah dan arus modal tetap terjaga,” demikian Rully dalam risetnya, Kamis (17/7).

Proyeksi tersebut didasari oleh sejumlah data yang menunjukkan adanya perlambatan laju perekonomian domestik. Mirae Asset menyoroti sektor manufaktur yang tercatat telah berkontraksi selama tiga bulan berturut-turut.

Selain itu, pertumbuhan kredit melambat ke level 7,7 persen secara tahunan (YoY) pada Juni, yang merupakan laju terendah dalam lebih dari tiga tahun. Pada saat yang sama, rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) tercatat naik ke level 2,29 persen, tertinggi dalam 30 bulan terakhir.

Langkah pelonggaran moneter ini menyusul keputusan BI yang telah memangkas suku bunga acuan sebesar 25 bps menjadi 5,25 persen dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang berlangsung pada Rabu (16/7). Penurunan ini merupakan yang ketiga kalinya sepanjang 2025.

Dalam rapat tersebut, suku bunga Fasilitas Simpanan (Deposit Facility) juga diturunkan menjadi 4,50 persen dan Fasilitas Pinjaman (Lending Facility) menjadi 6,00 persen.

BI menekankan keputusan tersebut sejalan dengan prospek inflasi yang diyakini akan tetap berada dalam target 2,5 persen ± 1 persen untuk 2025 dan 2026. Stabilitas nilai tukar rupiah di tengah gejolak pasar keuangan global juga menjadi pertimbangan utama.

Ke depan, Mirae Asset melihat ruang pelonggaran moneter masih terbuka lebar demi mendukung pertumbuhan pada tahun-tahun berikutnya.

“Oleh karena itu, proyeksi kami untuk tahun 2026 dan 2027 telah direvisi menjadi masing-masing 4,5 persen dan 4,0 persen,” kata Rully.

Editorial Team