Jakarta, FORTUNE – Pasar ekuitas swasta atau private equity (PE) Asia Tenggara (SEA) mengalami peningkatan nilai transaksi yang signifikan sepanjang 2024, dengan nilai transaksi menjadi US$16 miliar. Angka ini tumbuh 60 persen jika dibandingkan tahun 2023.
“Namun, investor harus bersiap menghadapi ketidakpastian yang lebih besar di masa mendatang,” demikian laporan Ekuitas Swasta Asia Tenggara dari Bain & Co yang diterima pada Jumat (11/4).
Peningkatan tajam nilai transaksi di Asia Tenggara pada tahun lalu dipimpin oleh Singapura dan Indonesia, dengan investasi besar dalam aset infrastruktur digital. Meskipun nilai transaksi meningkat, Bain & Co mencatat jumlah transaksi sedikit menurun, yang mencerminkan berlanjutnya gesekan di pasar transaksi di kawasan tersebut.
Peningkatan nilai transaksi meningkat signifikan dengan peningkatan nilai transaksi sebesar 30 persen, terutama didorong oleh transaksi di Singapura dan Malaysia.
Namun, Bain & Co mengungkapkan, pasar IPO yang lemah juga terus berkontribusi pada ketidakpastian pasar saat ini. Penggalangan dana tetap menjadi tantangan, tetapi strategi pan-Asia-Pasifik telah memperoleh pangsa pasar pada tahun 2024, yang mencerminkan pergeseran strategis ke arah permainan regional yang lebih luas.
“Survei kami menunjukkan bahwa investor Asia Tenggara khawatir tentang kesulitan keluar, tantangan penggalangan dana, dan aliran transaksi yang berkualitas,” kata Usman Akhtar, kepala praktik PE Asia Tenggara Bain & Company.