Jakarta, FORTUNE – Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengatakan gejolak geopolitik global ikut mempengaruhi pengembangan pasar karbon. Pasalnya, dalam situasi yang tidak menentu, harga energi dunia kerap melonjak tinggi.
Namun demikian, Indonesia akan tetap berkomitmen membangun pasar karbon, sebagai solusi isu perubahan iklim.
Sri Mulyani juga mengungkapkan tantangan lain dalam memperkenalkan pasar karbon adalah bentuk karbondioksida (CO2) yang diperdagangkan tidak dalam rupa aslinya, melainkan berbentuk kertas atau sekuritas yang merepresentasikan CO2 tersebut.
Saat ini, diskusi terkait harga karbon yang layak untuk diperdagangkan terus dilakukan di pasar modal. “Jadi, prinsip Anda mengukur CO2 dan menghasilkan sertifikat yang kredibel untuk kemudian dapat diperdagangkan di pasar,” ujarnya saat berbicara di forum IIF Sustainable Finance Summit 2022 secara daring, Kamis (10/3).