Jakarta, FORTUNE - PT Mandiri Sekuritas memperkirakan pasar obligasi akan kembali diuji resiliensinya pada 2022. Sejumlah sentimen global akan membayangi pergerakkan pasar surat utang, salah satunya kebijakan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) The Fed.
Head of Fixed Income Research PT Mandiri Sekuritas, Handy Yunianto mengatakan meskipun sudah mencatatkan imbal hasil (return) hampir 30% di tahun 2019 dan 2020, pasar obligasi masih berhasil membukukan kinerja positif di tahun lalu dengan pertumbuhan 5,4 persen.
Berdasarkan perhitungan indeks return obligasi pemerintah oleh Bloomberg, di tengah gejolak pengurangan kebijakan stimulus moneter oleh The Fed atau tapering serta kemunculan varian baru Covid-19 Omicron turut menekan pemulihan ekonomi global, obligasi masih memiliki ketahanan.
"Tak hanya itu, terjadinya kenaikan inflasi karena disrupsi pasokan dan kenaikan harga-harga komoditas turut menambah risiko tekanan," kata Handy dalam paparan virtual, Rabu (23/2).