Jakarta, FORTUNE - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksikan bergerak variatif cenderung melemah pada Senin (17/11).
Tim riset ritel CGS International Sekuritas menilai, IHSG hari ini akan dibayangi oleh sentimen negatif dari pelemahan mayoritas indeks di bursa Wall Street dan harga emas yang terkoreksi yang cukup tajam.
"Sementara itu naiknya harga komoditas energi, yaitu minyak mentah dan batu bara berpeluang menjadi sentimen positif untuk indeks harga saham gabungan," jelas tim CGS International Sekuritas.
Analis CGS International Sekuritas memprediksi IHSG melaju di antara rentang support 8.320/8.270 dan resisten 8.420/8.470. Daftar saham pilihan CGS International Sekuritas hari ini, meliputi: GOTO, TINS, TLKM, ASII, UNVR, dan INTP.
Sementara itu, Phintraco Sekuritas menilai, secara teknikal, histogram MACD masih positif namun momentum kenaikannya melambat dan berpotensi terjadi death cross. Stochastic RSI masih bergerak di area overbought.
"Sehingga diperkirakan dalam jangka pendek, IHSG masih berpotensi melemah menguji level 8.300-8.325. Namun dalam jangka menengah panjang, IHSG masih dalam kondusi bullish," kata tim Phintraco Sekuritas dalam riset hariannya.
Saham-saham yang dapat diperhatikan pada pekan ini: ANTM, MAPI, MAIN, SMDR, dan DOID.
Secara global, indeks di Wall Street ditutup mixed pada pekan lalu, setelah bergerak fluktuatif akibat rotasi dari sektor teknologi yang valuasinya sudah relatif mahal.
Kekhawatiran bahwa the Fed tidak akan menurunkan suku bunga pada pertemuan Desember mendatang, semakin menambah tekanan bagi bursa Wall Street di pekan lalu, yang sebelumnya sudah mengharapkan akan ada pemangkasan suku bunga lagi.
Penundaan pengumuman sejumlah data ekonomi Amerika Serikat (AS) pada Oktober, sebagai akibat shutdown pemerintahan (walaupun kini sudah dinyatakan berakhir), juga menambah faktor negatif.
Sentimen lain datang dari kesepakatan dagang antara AS dan Swiss. Berdasarkan kesepakatan, AS akan menurunkan tarif impor Swiss menjadi 15 persen dari 39 persen, sedangkan perusahaan Swiss akan berinvestasi senilai US$200 miliar pada akhir 2028.
Pada pekan ini, investor akan mencermati data ekonomi dari AS setelah berakhirnya shutdown.
Dari domestik, investor akan menantikan hasil RDG BI (19/11), serta mencermati data pertumbuhan kredit (19/11) dan M2 Money Supply (21/11).
