Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
Avian Brands (Google)
Avian Brands (Google)

Intinya sih...

  • PT Avia Avian Tbk (AVIA) menargetkan pembukaan enam pusat distribusi baru di Indonesia pada 2025.

  • Pendapatan konsolidasian AVIA tumbuh 7,29 persen menjadi Rp3,88 triliun pada semester I-2025.

  • Meskipun pendapatan naik, laba bersih perseroan turun 3,18 persen menjadi Rp782,53 miliar.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, FORTUNE - Perusahaan cat milik Hermanto Tanoko, PT Avia Avian Tbk (AVIA), mencatatkan kinerja keuangan yang kontradiktif pada semester I-2025. Di satu sisi, pendapatan perusahaan tumbuh 7,29 persen, tapi di sisi lain laba bersihnya justru tergerus 3,18 persen akibat meningkatnya beban biaya.

Kondisi ini terjadi di tengah strategi ekspansi agresif perseroan yang terus memperluas jaringan distribusinya di seluruh Indonesia.

Melalui anak usahanya, PT Tirtakencana Tatawarna, AVIA menargetkan pembukaan enam pusat distribusi baru sepanjang 2025. Dengan tambahan ini, total jaringan distribusi Avian Brands akan mencapai 145 pusat secara nasional.

Baru-baru ini, perseroan telah meresmikan dua pusat distribusi baru di Tangerang dan Malang yang kini siap beroperasi.

Sales Director PT Tirtakencana Tatawarna, Rudy Susanto, menjelaskan ekspansi ini bertujuan memeratakan produk hingga ke wilayah yang sulit dijangkau.

"Beberapa tahun belakangan ini, kami menargetkan kota, kabupaten, ataupun kecamatan yang sekiranya sulit dijangkau untuk pemerataan produk," demikian Rudy dalam keterangannya, Rabu (6/8).

Strategi ekspansi ini mendorong pendapatan konsolidasian AVIA menjadi Rp3,88 triliun pada semester I-2025. Pertumbuhan ini ditopang oleh segmen solusi arsitektur (cat dekoratif) yang volume penjualannya tumbuh dua digit sebesar 10,4 persen.

Namun, pertumbuhan pendapatan tersebut diikuti oleh kenaikan beban yang lebih tinggi. Beban pokok penjualan tercatat naik 11,01 persen menjadi Rp2,21 triliun.

Akibatnya, laba bruto perseroan hanya tumbuh tipis 2,73 persen menjadi Rp1,67 triliun. Tekanan berlanjut hingga ke laba usaha yang turun 1,61 persen menjadi Rp869,25 miliar, disebabkan oleh kenaikan beban penjualan dan administrasi masing-masing 8,04 persen dan 7,12 persen.

Pada akhirnya, AVIA membukukan penurunan laba bersih periode berjalan sebesar 3,18 persen menjadi Rp782,53 miliar, dari periode yang sama tahun sebelumnya. Hal ini membuat laba per saham perseroan turun dari Rp13,14 menjadi Rp12,94 per saham.

Dari sisi neraca, total aset perseroan per Juni 2025 mencapai Rp10,87 triliun. Perseroan juga berhasil menekan total liabilitas menjadi Rp1,33 triliun, sementara total ekuitas berada pada level Rp9,52 triliun.

Editorial Team