- PBV (Price to book value)
Indikator pertama analisis fundamental adalah rasio harga terhadap nilai buku untuk melihat apakah harga dari sebuah saham masuk ke dalam kategori murah atau mahal, sehingga bisa membantu pengambilan keputusan.
Dapat juga diartikan sebagai rasio keuangan digunakan menilai kelayakan pada saham yang ada.
Kelayakan itu termasuk ke dalam pengambilan keputusan, saham tersebut layak dibeli atau tidak.
Oleh sebab itulah indikator ini sering digunakan ketika investor menggunakan metode analisis fundamental, sehingga bisa mengantisipasi kerugian saat memutuskan membeli sebuah saham pada perusahaan.
- ROE (Return on Equity) dan ROA (Return on Asset)
Indikator kedua ini merupakan sebuah angka menunjukkan berapa laba perusahaan yang bisa dihasilkan lalu dibandingkan equity atau modalnya.
Rasio ini pada dasarnya juga untuk melihat tingkat pengembalian investasi saham perusahaan, sehingga nantinya penanam sahamnya tidak rugi banyak.
Sedangkan perusahaan yang mempunyai ROE dan ROA tinggi, nantinya akan memberikan janji tingkat keuntungan sama tingginya.
Oleh sebab itulah indikator kedua ini juga sangat dibutuhkan dalam menggunakan metode analisis fundamental dalam permainan dunia persahaman di Indonesia.
Sesuai dengan namanya, ketika seorang investor menggunakan analisis fundamental dalam bermain saham indikator lainnya menggunakan Earning per Share (EPS).
EPS merupakan kemungkinan laba dari setiap saham yang dihasilkan oleh sebuah perusahaan. Tentunya namanya keuntungan harus tinggi.
Hal tersebut karena semakin tinggi laba yang dihasilkan tentunya keberuntungannya juga baik.
EPS menjadi faktor penting dalam menentukan PER, digunakan untuk menetapkan valuasi harga-harga saham sehingga analisisnya bisa benar bonusnya akurat. Indikator ini selalu digunakan oleh investor.
Dalam memutuskan untuk membeli sebuah saham di perusahaan memang tidak boleh asal-asalan, selain metode analisis fundamental masih banyak lagi strategi terbaik.
Indikator dalam penggunaan metodenya tersebut keempat adalah Asset and Liability, melihat banyaknya aset yang dimiliki.
Semakin banyak aset yang dimiliki dan tentunya produktif tentu saja keuntungannya juga besar sehingga kecil kemungkinannya investor mengalami kerugian.
Selain itu melalui indikator ini, Anda juga bisa mengecek bagaimana perusahaan membiayai kepemilikan aset-aset tersebut, hutan ata modal sendiri.
- DER (Debt Equity Ratio) atau Rasio Hutang
DER atau Rasio Hutang adalah rasio yang menggambarkan apakah sebuah perusahaan mampu membayar bunga utang dan tidak memberatkan keuangan pada perusahaannya sendiri.
Dalam meneliti indikator ini pastikan jumlah utangnya tak lebih besar dibandingkan total modalnya.
Hal tersebut karena nilai DER akan diperhitungkan dengan membandingkan total utang dengan total ekuitas.
Sebuah perusahaan memiliki hasil DER lebih dari 1 menjadi indikator kondisi keuangannya tidak sehat, sehingga Anda sebagai calon investor bisa menghindari membeli saham darinya.