Perdagangan Cuma 3 Hari, Simak Sentimen Bursa Pekan Ini

Jakarta, FORTUNE - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,009 persen di level 6.681,10, Senin (29/5), setelah hampir konsisten bergerak di zona merah. Lalu diproyeksikan kembali melemah hari ini. Sepanjang pekan singkat ini, apa saja sentimen yang memengaruhi pasar modal dari segi positif dan negatif?
Sebelumnya, para pelaku pasar sempat mencemaskan ketidakpastian kenaikan batas atas utang (debt ceiling) Amerika. Menurut Equity Analyst Indo Premier Sekuritas, Mino, itu termasuk salah satu yang menekan IHSG, bersamaan dengan turunnya harga komoditas.
Tapi, kini Presiden Joe Biden dan para oposisi di Republik telah sepakat untuk meningkatkan plafon utang AS dan mencegah gagal bayar. Akan tetapi, kesepakatan tersebut masih harus mendapat persetujuan Kongres.
Itu baru dua sentimen yang cenderung membayangi pergerakan IHSG sehingga tertekan. Bagaimana dengan sentimen positif IHSG pekan ini?
Sentimen positif IHSG pekan ini: saham big caps diburu investor asing
Pada pekan ini, IHSG ditopang oleh sejumlah sentimen positif, yakni: langkah Bank Indonesia mempertahankan suku bunga acuan, kredit tetap bertumbuh walaupun agak melambat, kembali surplusnya neraca transaksi berjalan.
Adapun, BI untuk keempat kalinya memperthankan suku bunga acuannya di level 5,75 persen, konsisten dengan stance kebijakan moneter untuk memastikan inflasi inti terkendali dalam kisaran 4,0 plus minus 1 persen di sisa tahun 2023. "Dan inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) dapat segera kembali ke kisaran sasaran 3,0 plus minus 1 persen pada triwulan III 2023," jelas Mino.
Soal pertumbuhan kredit, levelnya mencapai 8,08 persen (YoY) pada April 2023, lebih rendah dari 9,93 persen pada bulan sebelumnya.
Belum lagi, aksi beli investor asing masih berlanjut. Dengan tingkat pembelian bersih di pasar regular Rp2,5 triliun pada pekan lalu, lebih tinggi dari pekan sebelumnya. Saham-saham yang banyak dibeli asing, antara lain: GOTO (Rp809 miliar), BBCA (Rp793 miliar), BBRI (Rp746 miliar), ICBP (Rp517 miliar), BBNI (Rp219 miliar), dan ASII (Rp137 miliar).
Mino berujar, "Dari awal tahun asing telah membukukan beli bersih Rp14,57 triliun di pasar regular."
Ditambah dengan hasil FOMC Minutes yang mengindikasikan tidak adanya kenaikan suku bunga acuan The Fed pada Juni mendatang.