Jakarta, FORTUNE - Emiten energi panas bumi, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) meningkatkan modal kepada anak usahanya, PT Pertamina Geothermal Energy Kotamobagu (PGEK) sebesar Rp800 miliar. Ini dilakukan guna mendukung pendanaan PGEK dalam kegiatan eksplorasi.
Corporate Secretary PGEO Kitty Andhora mengatakan, tambahan modal ini merupakan langkah strategis untuk memperkuat posisi perusahaan dalam rantai nilai energi panas bumi nasional.
Dari total modal dasar baru tersebut, 50 persen akan ditempatkan sebagai modal disetor. Ini artinya PGEO sebagai pemegang saham mayoritas dengan porsi 99 persen akan menyetorkan Rp396 miliar.
"Dengan dukungan permodalan ini, PGEK dapat mempercepat tahapan pengembangan proyek di WKP Kotamobagu yang berpotensi menghasilkan listrik panas bumi hingga 280 megawatt (MW)," tulis manajemen PGEO dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Selasa (7/10).
PGEO dapat melunasi penyetoran modal sekaligus atau diberikan tempo paling lambat satu tahun namun dalam tiga termin. Pada termin pertama, PGEO akan menyalurkan 50 persen dari total komitmen modal paling lambat pada 10 Oktober 2025. Selanjutnya, termin kedua sebesar 25 persen dijadwalkan paling lambat pada 30 Maret 2026, dan termin terakhir sebesar 25 persen akan diselesaikan paling lambat pada 30 Juni 2026.
Manajemen perseroan mengatakan, peningkatan modal dasar ini tidak hanya untuk mendukung kelangsungan proyek eksplorasi PGEK, tetapi juga menjadi bagian dri strategi mencapai target kapasitas terpasang mandiri sebesar 1 gigawatt (GW) dalam dua hingga tiga tahun ke depan.
Saat ini, PGE menargetkan kapasitas 1 GW dalam 2 - 3 tahun ke depan, hingga 1,7 GW pada 2034. Sejalan dengan itu, PGE juga mengidentifikasi potensi panas bumi hingga 3 GW dari 10 Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) yang dikelola secara mandiri.