Berdasarkan jenis penggunaan, BI mencatat peningkatan penyaluran kredit pada Agustus 2021 terjadi pada seluruh jenis penggunaan, baik Kredit Investasi (KI), Kredit Modal Kerja (KMK), maupun Kredit Konsumsi (KK).
Meski demikian, untuk Kredit Investasi (KI) masih mencatat kontraksi sebesar -1,0 persen (yoy) pada Agustus 2021 walau membaik dibandingkan kontraksi bulan sebelumnya -1,7 persen (yoy).
Erwin mengatakan, perbaikan tersebut ditopang oleh perbaikan kredit investasi pada sektor Pengangkutan dan Komunikasi, serta sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran (PHR).
"Kredit lnvestasi pada sektor pengangkutan dan komunikasi pada Agustus 2021 meningkat 13,5 persen (yoy) lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya 8,9 persen (yoy) khususnya Jasa Telekomunikasi di Jawa Tengah dan DKI Jakarta," kata Erwin.
Sementara itu, kredit investasi sektor perdagangan, hotel dan restoran masih tercatat kontraksi sebesar -3,4 persen (yoy) pada Agustus 2021. Angka itu membaik dibandingkan kontraksi bulan sebelumnya -4,4 persen (yoy) terutama kredit yang disalurkan untuk sub sektor Perdagangan Perlengkapan Rumah Tangga dan Dapur di DKI Jakarta dan Jawa Timur.
Sedangkan untuk KMK tercatat tumbuh meningkat dari 0,2 persen (yoy) pada Juli 2021 menjadi 1,0 persen (yoy) pada Agustus 2021, terutama sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan serta sektor Industri Pengolahan.
Untuk KMK sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan pada Agustus 2021 tercatat tumbuh 14,8 persen (yoy) atau lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya 13,7 persen (yoy). Peningkatan terutama terjadi pada KMK Perkebunan Kelapa Sawit di Sumatera Selatan dan Kalimantan Barat. Sementara itu, KMK sektor Industri Pengolahan tumbuh membaik, dari -4,1 persen (yoy) menjadi -2,3 persen (yoy) pada Agustus 2021, terutama bersumber dari peningkatan realisasi kredit KMK sub sektor industri Farmasi dan Jamu di Jawa Barat dan DKI Jakarta.