Selain harus melihat fundamental saham, Felix menyebut para investor tidak bisa asal ikut euforia pembelian kembali saham ini. Felix mengatakan investor perlu memperhatikan saham dan strategi yang perlu dilakukan.
“Kalau soal hold atau buy, ini tergantung masing-masing saham dan strategi investasi investor sendiri. Buyback memang bisa jadi sinyal positif karena perusahaan ingin menjaga harga sahamnya, mengurangi saham beredar, atau menunjukkan kepercayaan terhadap prospek bisnis mereka,” ujar dia.
Felix pun merekomendasikan para investor mengecek apakah buyback dilakukan karena fundamental kuat atau tidak. Jika perusahaan masih bertumbuh dan valuasinya menarik, maka dapat menjadi peluang untuk membeli saham (buy).
Selain itu, investor harus memperhatikan apakah ada faktor lain yang memengaruhi harga saham. Misalnya, terdapat tekanan dari pasar global, kebijakan suku bunga, dan kinerja industri terkait.
Lebih lanjut Felix, investor pun perlu mencermati apakah pembelian kembali saham ini hanya sentimen sementara atau tidak. Jika hanya untuk mengangkat harga sesaat tanpa fundamental yang solid, mereka harus lebih waspada.
“Kalau sahamnya undervalued dan prospeknya bagus, buy bisa jadi opsi menarik. Tapi kalau naik hanya karena buyback tanpa dukungan fundamental yang kuat, lebih baik wait and see atau hold dulu sambil pantau perkembangannya,” kata Felix.
Disclaimer: Saham merupakan instrumen investasi yang mengandung potensi risiko kerugian. Fortune Indonesia tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang terjadi. Sebelum membeli atau menjual saham, lakukan penelitian yang lebih mendalam, dan setiap keputusan sepenuhnya berada di tangan investor.