Jakarta, FORTUNE- PT Intra GolfLink Resorts (IGR), perusahaan pengelola lapangan golf terafiliasi dengan putra pengusaha Tommy Soeharto menyiapkan sejumlah rencana ekspansi agresif. Perusahaan menyatakan bakal berinvestasi Rp1,2 triliun hingga 2027 guna mengantisipasi tingginya animo masyarakat terhadap olahraga bola kecil ini.
Olahraga golf semakin diminati, terutama sejak pandemi Covid-19. Peminat golf kini tidak hanya terbatas pada kalangan usia senior atau eksekutif saja, tetapi juga oleh para Gen-Z dan millennial, serta anak-anak.
Persatuan Golf Indonesia (PGI) memperkirakan, jumlah orang yang main golf di Indonesia pada era pandemi dan pasca pandemi Covid-19 meningkat rata-rata sekitar 40 persen dibandingkan sebelum pandemi. Pertumbuhan itu juga terefleksi pada bisnis Intra GolfLink Resorts dalam kurun waktu tiga tahun terakhir.
Komisaris Intra GolfLink Resorts, Darma Mangkuluhur Hutomo, mengatakan bahwa peningkatan jumlah pemain golf di lapangan milik IGR tercermin dari jumlah round (pengunjung yang datang dan bermain) di ketiga lapangan golf milik IGR, yakni Palm Hills Golf Club Bogor, New Kuta Golf Bali, dan Black Rocks Golf Belitung.
Total round dari ketiga golf course IGR tersebut tercatat sebanyak 88.331 pegolf di tahun 2020. Namun, pada akhir 2023, jumlah round IGR melesat menjadi 124.020 pegolf.
"Mayoritas yang datang dan bermain di lapangan golf kami adalah pegolf baru usia muda," ujarnya di jakarta, Selasa (6/2).
Momentum ini, menurutnya menjadi dasar IGR untuk melanjutkan ekspansi demi meningkatkan kinerja perusahaan ke depan. IGR menyiapkan dana investasi mencapai Rp 1,2 triliun hingga 2027. Dana tersebut salah satunya akan digunakan untuk membangun lapangan golf baru di Sentul, Bogor.
"Dari total dana Rp1,2 triliun itu, sekitar 40 persennya akan kami alokasikan untuk pembangunan golf course, town house di Sentul dan 60 persen lainnya untuk pengembangan di Bali termasuk membangun luxury boutique hotel, villa dan sebagainya," kata Darma.
Adapun, sebagian dan investasi ini bakal dipenuhi dari internal dan berbagai opsi pendanaan lain dari eksternal, termasuk menggandeng mitra kerja sama dan membuka kemungkinan menghimpun dana lewat pasar modal melalui penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO).
"Kami sedang menjajaki semua opportunity. Saat ini kami masih melihat kondisi, kalau sudah kami evaluasi semua dan sudah ada keputusan akan kami umumkan," katanya.