Jakarta, FORTUNE - PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) atau PGN membidik target pertumbuhan 4 persen (YoY) pada volume penjualan gas bumi di 2024 dibandingkan 2023.
Direktur Sales dan Operasi PGN, Ratih Esti Prihatini mengatakan, target itu sejalan dengan peningkatan pasokan dari beberapa blok perseroan, yakni Jambaran Tiung Biru (JTB), Jambi Merang, Pangkah, dan Muriah.
Berdasarkan catatan perseroan per triwulan ke-III 2023, PGN membukukan pertumbuhan volume niaga gas sebesar 5 persen (YoY) dari 894 BBTUD (billion british thermal unit per day) jadi 935 BBTUD. Pelanggan terbesarnya adalah sektor pembangkit listrik (33 persen). Lalu diikuti industri lainnya (29 persen); kimia (15 persen); dan keramik, makanan, pupuk (masing-masing 8 persen).
Peningkatan volume niaga gas secara tahunan terjadi berkat kenaikan volume pemakaian gas oleh pelanggan industri, komersial, dan rumah tangga. Ditambah dengan peningkatan volume transmisi ga secara tahunan sebesar 8 persen (YoY), dari 1.343 MMSCFD (million standard cubc feet per day) menjadi 1.444 MMSCFD.
Katalisnya adalah kenaikan penyaluran gas sejalan dengan peningkatan permintaan. Juga naiknya gas bumi yang mengalir dari lapangan JTB melalui pipa transmisi Gresik-Semarang.
Untuk kontrak TUA sendiri, terjadi kenaikan penyaluran gas bumi lewat GSRU Lampung sebesar 44 persen (YoY) dari 28 BBTUD menjadi 40 BBTUD. Itu seiring dengan pemenuhan kebutuhan pelanggan dan optimasi FSRU Lampung.
Untuk mendorong pertumbuhan penjualan, PGN akan mendorong akuisisi pelanggan melalui berbagai inisiasi, yakni: penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan jaringan gas rumah tangga, skema bundling dengan pelanggan komersial, dan pengembangan produk.
"Optimasi penyaluran gas ke PLN dengan skema Terminal Usage Agreement (Kontrak TUA) sesuai alokasi PLN serta bisnis LNG trading yang sudah terkontrak," jelas Ratih dalam Konferensi Pers Paparan Publik PGN, dilansir Kamis (30/11).