Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
Contoh produk masker Evo Plusmed edisi khusus. (Website Hetzer Medical Indonesia)

Jakarta, FORTUNE – PT Hetzer Medical Indonesia Tbk (MEDS), produsen masker merek masker Evo Plusmed , memulai periode penawaran umum, Selasa (2/8) hingga Senin (8/8). MEDS akan mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia pada Rabu (10/8).

Pada penawaran umum saham perdana (IPO)< produsen masker tim Olimpiade Tokyo 2020 itu melepas maksimal 312,5 juta saham atau 20 persen dari seluruh modal ditempatkan dan disetor setelah IPO. Dengan harga final IPO MEDS adalah Rp125 per lembar, maka perseroan berpeluang mengantongi dana segar sejumlah Rp39,06 miliar.

Perusahaan telah memiliki sejumlah rencana bisnis ke depan, seperti mendiversifikasi produk masker KF94, KN95, N95, dan masker duckbill dengan tetap mempertahankan desain yang mendukung fesyen. Selain itu, produsen masker Evo Plusmed itu juga akan mendongkrak jumlah produksi dan distribusi masker. 

Saat ini, distribusi produk masker MEDS dilakukan dengan tiga skema, yakni business to business (B2B), business to government (B2G), dan direct to customer (D2C).

Ekspansi produk selain masker

Masker Evo Plusmed. (Website Blibli)

Perseroan tak menutup peluang untuk ekspansi produk di luar masker, seperti stetoskop dan tensimeter. Direktur Utama Hetzer Medical Indonesia, A. Padmono Budi Sanyoto, mengatakan permintaan tinggi terhadap alat-alat kesehatan itu di Indonesia cukup tinggi. 

Apalagi, tiga sampai lima tahun yang akan datang, prospek industri kesehatan Tanah Air masih apik dikarenakan 93 persen alat kesehatan di dalam negeri masih diimpor.

“Untuk bisa memproduksi alat kesehatan itu, kami saat ini tengah dalam proses mengajukan perizinan, pembuatan sampel, penentuan mesin dan bahan baku yang akan digunakan,” jelasnya, dikutip dari keterangan resmi, Selasa.

Tak hanya itu, Hetzer Medical Indonesia pun membuka diri pada peluang ekspor alat kesetahan itu. Untuk itu, produsen masker itu bakal menjaga dan memastikan standar dari produk yang mereka produksi. Perseroan yakin bisa memproduksi alat kesehatan—seperti stetoskop dan tensimeter—berharga lebih kompetitif tetapi tetap berkualitas.

MEDS membekali inovasi dengan riset dan pengembangan tiap tahun, yang mana sejak 2019, biayanya selalu ditingkatkan. Per 2021, MEDS merogoh kocek Rp2,34 miliar (3,09 persen) untuk kebutuhan pemeriksaan dan uji produknya.

Editorial Team