Dari global, Bank Sentral Eropa (ECB) memberikan sinyal menaikkan suku bunga, berbanding terbalik dengan pernyataan sebelumnya. Dalam pertemuan kemarin, Presiden ECB, Christine Lagarde mengindikasikan kenaikan tingkat suku bunga pada September atau Desember 2022.
Menurutnya, penyusun kebijakan sepakat untuk mempertimbangkan opsi itu sehingga pembelian obligasi setidaknya bisa berakhir pada kuartal ketiga tahun ini. Namun demikian, dia mengatakan “Dewan Pemerintahan tak ingin terburu-buru mengambil keputusan sehingga perlu data perekonomian yang lebih lanjut demi membuat keputusan terkait sikap meningkatkan suku bunga.”
Pilarmas Investindo Sekuritas dalam risetnya mengatakan, pernyataan ini menyebabkan para pelaku pasar dan investor berspekulasi. Beberapa memproyeksikan ECB akan menaikkan suku bunga hingga 10 bps pada Juni atau 40 bps setidaknya sampai akhir tahun.
Pertemuan ECB pada Maret dan Juni lah yang akan memainkan peran penting. Apalagi, ECB mulai melihat inflasi kini cenderung melaju ke atas—khususnya dalam jangka pendek.
“Kami melihat akan ada cerita tambahan yang berbeda tatkala Bank Sentral Eropa mengadakan pertemuan pada Maret, di mana menurut kami justru akan menjadi tolok ukur bagi pelaku pasar dan investor untuk memprediksi akan ke mana arah langkah (ECB),” jelas Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo, Maximilianus Nico Demus dan tim risetnya, Jumat (4/2).
Dari dalam negeri, Menteri Keuangan Sri Mulyani baru saja menerbitkan beleid perpanjangan tiga insentif pajak penghasilan hingga Juni 2022. Pertama, pembebasan PPh pasal 22 impor yang berlaku sejak wajib pajak menerima surat keterangan bebas pemungutan pajak sampai 30 Juni 2021.
Kedua, diskon angsuran PPh pasal 25 sejak masa pajak disampaikan pemberitahuan pengurangan besaran angsuran PPh pasal 25 hingga Juni 2022 kepada wajib pajak tertentu. Ketiga, PPh Final Ditanggung Pemerintah (DTP) bagi jasa konstruksi.
Dengan sederet aturan perpajakan ini, analis menilai "Masih diperlukan pemberian insentif perpajakan, sehingga diperlukan perpanjangan jangka waktu pemberian insentif pajak dengan memperhatikan kapasitas fiskal untuk mendukung percepatan pemulihan ekonomi nasional.”
Berdasarkan analisis teknikal, Pilarmas memprediksi IHSG akan bergerak menguat terbatas di level 6.648–6.738 dan masih dibayangi risiko terkoreksi. Tiga saham pilihan Nico dan tim hari ini, yakni: ADRO, ASII, dan PWON.