Jakarta, FORTUNE - Emiten sektor semen berpotensi membukukan kinerja lebih baik pada 2023. Optimisme ini antara lain terdorong oleh kelanjutan pembangunan infrastruktur tahun depan dan pemulihan permintaan sektor residensial.
Pemerintah meningkatkan anggaran infrastruktur sebesar 7,8 persen pada tahun depan menjadi Rp392 triliun. Ini menunjukkan bahwa pemerintah tetap fokus pada pembangunan infrastruktur, khususnya proyek strategi nasional (PSN).
Untuk memuluskan rencana ini, pemerintah telah menyalurkan Penyertaan Modal Negara (PMN) pada Tahun Anggaran 2022, dan juga kemungkinan di tahun depan untuk beberapa proyek seperti jalan tol Sumatera dan kereta cepat Bandung.
Pembangunan IKN juga menjadi proxy bagi sektor semen, melalui pembangunan tahap 1
telah mencapai 348 hektare senilai proyek Rp5,3 triliun.
"Kami menilai PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) dan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) berpotensi memainkan peran besar karena proyek IKN akan menyerap 1,6 juta ton semen pada 2022-2024 dan kemungkinan melonjak menjadi 4 juta ton pada 2025-2029, lalu 6 juta ton pada 2030-2034 dan 8 juta ton pada 2034-2039," kata Research Analyst MNC Sekuritas, Muhamad Rudy Setiawan dikutip Rabu (7/12).
Di sisi lain, sektor residensial Indonesia yang merupakan penyerap terbesar semen nasional diprediksi tumbuh positif. Hal ini didukung oleh jaminan simpanan properti yang tinggi sekitar 12 juta, sementara di sisi pengembang pun masih mencatat pertumbuhan penjualan pemasaran pasca booming komoditas beberapa tahun terakhir.
"Kami memperkirakan volume penjualan berpotensi bergerak di 68-70 ton di 2023-2024," katanya.