Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan Senin (29/11) ditutup menguat setelah melemah pada akhir pekan lalu. Meski menguat, sejumlah analis mengatakan, pasar saham dalam negeri masih akan diselimuti oleh ketidakpastian terutama yang terhangat kini dari varian baru Covid-19, Omicron.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pada awal pekan ini, bursa saham ditutup menguat 0,71 persen ke posisi 6.608,29. IHSG sempat menembus level terbawah pada 6.497,03 meski kemudian kembali melaju.
Menurut data BEI, pada perdagangan Jumat (26/11), IHSG ditutup melemah 2,36 persen menjadi 6.561,55. Kapitalisasi pasar bursa saham pun menurun pada pekan lalu sebesar 1,48 persen menjadi Rp8.123,09 triliun dari sebelumnya Rp8.245,54 triliun.
Mengutip CNN, bursa saham sejumlah negara pada akhir pekan lalu juga terkoreksi. Indeks Hang Seng Hong Kong turun 2,7 persen. Sedangkan, Nikkei 225 dari Jepang juga menurun 2,5 persen.
Begitu pula pasar saham Eropa dengan indeks utama seperti Prancis dan Jerman masing-masing menurun antara 3 sampai 4 persen. Sementara pasar saham di Amerika Serikat (AS) juga sama: indeks Dow turun sekitar 2,5 persen, sedangkan S&P 500 dan Nasdaq turun hampir 2 persen.
Kondisi tersebut terjadi di tengah pengumuman varian baru COVID-19 oleh pemerintah Afrika Selatan. Melansir Fortune.com, varian itu diketahui berkode B.1.1.529 dengan nama Omicron. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memasukkan varian itu ke dalam daftar perhatian khusus (variant of concern’/VoC). Varian ini juga dilaporkan telah menyebar ke sebagian Eropa, Israel, dan Hong Kong.