Jakarta, FORTUNE - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau konsisten bergerak di zona hijau, Jumat (14/4), hingga pukul 15.08 WIB. Kendati demikian, bukan berarti volatilitas pasar benar-benar hilang.
Menurut Head of Research Mirae Asset Sekuritas, Robertus Yanuar Hardy pergerakan pasar saham masih dibayangi oleh pertumbuhan gross domestic product (GDP) Amerika Serikat (AS) yang diprediksi negatif. Risikonya, AS bisa saja mengalami resesi.
Memang, di AS masih terjadi pertumbuhan pasar tenaga kerja. Tapi, itu lebih didominasi oleh pekerja paruh waktu di sektor ritel dan hospitality. Sementara banyak pekerja penuh waktu di-PHK.
Data Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan, total pekerja paruh waktu AS naik lebih dari 1 juta pada Desember dan Januari dibandingkan dua bulan sebelumnya. Riset Zippia menunjukkan, ada 27,42 juta pekerja paruh waktu di AS per Januari 2023.
Di sisi lain, pekerja kerah putih (white collar) banyak menjadi korban PHK, khususnya di bidang teknologi dan perbankan. “Pasar properti juga mulai menunggu kejatuhan karena mortgage rate naik, tapi banyak PHK. Ditambah ada credit crunch,” jelasnya di acara Media Day April 2023, dikutip Jumat.
Dus, ia menyarankan agar para investor pasar saham mencari alternatif investasi. Salah satunya, bisa ke obligasi.