Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
ilustrasi emas
ilustrasi emas (unsplash.com/Jingming Pan)

Intinya sih...

  • Harga emas global diprediksi naik hingga 20 persen pada 2026, mencapai rekor tertinggi di angka 4.357 dolar AS per troi ons pada Oktober lalu.

  • Proyeksi Bank of America menargetkan harga emas mencapai 5.000 dolar AS per ons, didorong oleh faktor pendorong kenaikan harga emas yang belum berubah.

  • Goldman Sachs memproyeksikan harga emas pada 2026 berada di kisaran 4.900 dolar AS per ons, dengan pembelian emas oleh bank sentral dan ekspektasi pemangkasan suku bunga sebagai pendorong utama.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, FORTUNE – Harga emas global sepanjang 2025 menunjukkan lonjakan signikan. Per Oktober lalu, harga emas dunia bahkan mencatatkan rekor tertinggi di angka 4.357 dolar AS per troi ons. Sejumlah lembaga keuangan internasional memproyeksikan kenaikan lanjutan pada 2026, didorong oleh pembelian bank sentral, ekspektasi pemangkasan suku bunga, dan permintaan investor yang tetap kuat.

Para analis Wall Street menilai tren yang berlangsung sepanjang 2025 masih berpotensi berlanjut tahun depan. Dilansir Business Insider, analis menjelaskan bahwa reli harga emas selama 2025—yang mencapai sekitar 57 persen—menjadi dasar proyeksi kenaikan lanjutan pada 2026.

Dengan harga emas di sekitar 4.188 dolar AS per ons pada akhir November, estimasi kenaikan maksimum yang disampaikan beberapa bank besar mencapai sekitar 20 persen.

Proyeksi Bank of America: Target 5.000 dolar AS

Bank of America (BofA) memperkirakan harga emas dapat menyentuh 5.000 dolar AS per ons pada 2026. Target ini mewakili kenaikan sekitar 19 persen dari level saat ini. Dalam catatannya, BofA menyatakan bahwa faktor-faktor pendorong kenaikan harga emas belum berubah.

“Harga emas berhenti naik hanya ketika faktor pendorong dasarnya berubah. Untuk saat ini, banyak dari faktor tersebut masih ada, sehingga kami melihat dukungan untuk emas,” tulis BofA seperti dilansir Business Insider. BofA tersebut juga menilai emas masih “kurang diinvestasikan” dalam horizon jangka panjang, sehingga ruang kenaikan masih terbuka.

BofA memasukkan beberapa faktor pendukung reli ini, termasuk defisit anggaran pemerintah Amerika Serikat serta kebijakan makro pemerintahan Donald Trump yang disebut sebagai “unorthodox macro policies.”

Goldman Sachs: Proyeksi hingga 4.900 dolar AS

Goldman Sachs menargetkan harga emas pada 2026 berada di kisaran 4.900 dolar AS per ons, atau naik sekitar 17 persen. Daan Struyven, Co-Head global commodities research Goldman Sachs, menyampaikan kepada Bloomberg bahwa dua faktor utama diperkirakan tetap menjadi pendorong.

Struyven mengatakan bahwa pembelian emas oleh bank sentral melonjak sejak pembekuan cadangan Rusia pada 2022. Ia menjelaskan, “Mereka perlu melakukan diversifikasi ke emas, yang merupakan satu-satunya aset aman sejati ketika disimpan di brankas domestik.”

Ia juga menilai ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve—diperkirakan sekitar 75 basis poin tahun depan—berpotensi meningkatkan minat terhadap aset tanpa imbal hasil seperti emas. Menurutnya, permintaan dari investor individu dapat meningkat karena apa yang disebut sebagai debasement trade.

Estimasi Deutsche Bank dan HSBC

Deutsche Bank memproyeksikan harga emas dapat mencapai 4.950 dolar AS per ons pada 2026, dengan skenario dasar di sekitar 4.450 dolar AS per ons. Analis Michael Hsueh menyebut bahwa arus investasi telah stabil dan indikator teknikal menunjukkan bahwa fase koreksi sudah berakhir.

Ia juga menilai permintaan dari bank sentral dan investor ETF diperkirakan tetap kuat. Namun, ia menyoroti risiko seperti koreksi lebih dalam di pasar saham, pemangkasan suku bunga yang lebih kecil dari perkiraan, atau meredanya ketegangan geopolitik.

HSBC mengambil posisi lebih konservatif dengan proyeksi 3.600–4.400 dolar AS pada 2026. James Steel, Chief Precious Metals Analyst HSBC, menulis bahwa “Kemungkinan adanya perubahan besar dan mungkin permanen dalam lanskap geopolitik tampaknya akan berlanjut.”

Ia mengingatkan bahwa reli emas dapat melambat pada paruh kedua 2026 karena faktor seperti kenaikan pasokan, potensi melemahnya permintaan fisik, dan penurunan pembelian bank sentral pada level harga di atas 4.000 dolar AS.

Faktor utama di balik proyeksi kenaikan

Beberapa institusi keuangan internasional menyampaikan tema yang konsisten terkait pendorong harga emas pada 2026. Pertama, pembelian emas oleh bank sentral di berbagai negara diperkirakan berlanjut sebagai bagian dari diversifikasi cadangan devisa.

Kedua, ekspektasi pemangkasan suku bunga global masih menjadi variabel dominan yang memengaruhi minat terhadap emas. Ketiga, sentimen terhadap risiko geopolitik, perdagangan, dan stabilitas pasar dinilai tetap menjadi pemicu permintaan.

Proyeksi harga emas tahun 2026 dari berbagai lembaga keuangan global berada pada rentang 3.600 hingga 5.000 dolar AS per ons, mencerminkan ekspektasi kenaikan hingga 20 persen.

Perkiraan tersebut didukung oleh beberapa faktor utama, termasuk pembelian bank sentral, potensi pelonggaran kebijakan moneter, serta dinamika geopolitik yang dinilai masih menjadi penopang permintaan emas secara global.

FAQ seputar proyeksi harga emas 2026

Berapa proyeksi tertinggi harga emas pada 2026?

Proyeksi tertinggi mencapai 5.000 dolar AS per ons menurut Bank of America.

Faktor apa yang paling sering disebut sebagai pendorong harga emas?

Pembelian bank sentral dan ekspektasi pemangkasan suku bunga global.

Berapa rentang proyeksi harga emas menurut bank-bank besar?

Rentangnya mulai dari 3.600 hingga 5.000 dolar AS per ons.

Editorial Team