Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat pada level 7.164, naik 1,82% dalam sepekan pada penutupan perdagangan Jumat, (3/1). Berdasarkan analisis teknikal menggunakan time frame mingguan, IHSG berpotensi terus naik hingga level 7.290–7.300 yang merupakan area resistance sekaligus indikator EMA21 weekly.
Secara keseluruhan, jika IHSG berhasil mencapai level tersebut dan mampu mempertahankannya, maka IHSG berpeluang melanjutkan kenaikannya hingga level 7.500. Jika terjadi, IHSG akan berhasil keluar dari tren penurunan yang telah berlangsung sejak September 2024.
"Namun, apabila IHSG hanya mampu menguat ke level 7.290–7.300 dan mengalami pantulan maka IHSG masih melanjutkan tren penurunannya sejak September silam," jelas Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT) Dimas Krisna Ramadhani, dikutip Senin (6/1).
Ia menambahkan, jika melihat data foreign flow yang masih mencatatkan outflow di pasar reguler hingga perdagangan terakhir, maka probabilitas lebih besar untuk IHSG melanjutkan downtrend sejak September. Namun, hal tersebut dapat batal apabila dana asing yang tiba-tiba tercatat masuk ke IHSG.
Penguatan IHSG pada pekan lalu tertopang 2 top gainers, yakni IDX Technology dan IDX Basic Materials. IDX Technology menguat 6,5% dalam sepekan kemarin yang disebabkan oleh kenaikan saham GOTO sebesar 23,8% di periode yang sama.
GOTO naik cukup signifikan setelah terjadi false breakdown pada 27 Desember silam. Secara teknikal, GOTO menunjukan tren kenaikan yang berlangsung sejak September lalu.
"Biasanya saham yang akan rally cenderung memberikan false signal seperti yang terjadi pada GOTO pada 27 Desember lalu, dan karena 2 hal di atas maka GOTO layak dipantau untuk trading jangka pendek," imbau Dimas.
Pada pekan lalu, IDX Basic Materials naik 2,9%, didorong oleh lonjakan saham BRMS yang meningkat 30%. BRMS ditutup di atas indikator MA50, memberikan sinyal potensi kenaikan jangka menengah. Jika bertahan di atas level tersebut, BRMS berpotensi bergerak menuju level 460.
Di sisi lain, dua sektor yang menekan IHSG adalah IDX Healthcare dan IDX Consumer Cyclicals. IDX Healthcare turun 0,5% akibat minimnya sentimen, terkait momentum libur Natal dan Tahun Baru 2025 dan kebijakan PPN 12% untuk barang dan jasa mewah. IDX Consumer Cyclicals juga melemah 0,3%, tertekan oleh kurangnya sentimen positif.