Resmi Gandeng GOTO, TikTok Investasi US$1,5 M ke Tokopedia

Jakarta, FORTUNE - PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dan TikTok akhirnya mengumumkan kemitraan strategis, Senin (11/12). Salah satu kabar pentingnya: TikTok akan berinvestasi lebih dari US$1,5 miliar ke Tokopedia.
Harapannya, transaksi itu selesai pada kuartal I 2024.
Investasi tersebut tidak disertai dilusi lebih lanjut pada kepemilikan GOTO di Tokopedia, sekaligus merupakan komitmen jangka panjang TikTok dalam mendukung operasional Tokopedia.
Pada tahap awal, akan ada periode uji coba kemitraan strategis antarkedua pihak, yang berada di bawah pengawasan regulator.
“Melalui kesepakatan ini, TikTok dan GoTo dapat memperluas manfaat bagi pengguna serta pelaku UMKM Indonesia,” demikian keterangan GOTO, Senin (11/12).
Kemudian, sebagai langkah untuk memastikan kelanjutan langkah, akan dibentuk komite yang memfasilitasi transisi dan integrasi. Ketuanya adalah Patrick Walujo, lalu disertai dukungan oleh perwakilan PT Tokopedia dan TikTok. Dalam transaksi tersebut, Goldman Sachs berperan sebagai penasihat keuangan Grup GoTo.
Proyeksi pergerakan saham GOTO
Sesaat setelah pengumuman, saham GOTO menguat 0,93 persen ke harga Rp109 pada awal perdagangan Senin, sebelum melemah 4,63 persen ke Rp103 pada pukul 09.16 WIB.
Tim Analis CGS-CIMB Sekuritas memproyeksikan saham GOTO naik ke kisaran Rp116 sampai dengan Rp124 dalam jangka pendek, asalkan tidak break di bawah Rp100. Level support-nya sendiri adalah Rp100.
Sementara itu, Analis Binaartha Sekuritas, Ivan Rosanova, menjelaskan GOTO berpotensi melanjutkan fase uptrend karena penutupan hariannya masih di atas garis SMA-20.
“GOTO mestinya akan naik menuju 119 sebagai target wave (i) jika tetap di atas 97. Berdasarkan indikator MACD menandakan momentum bullish,” jelas Ivan.
Secara lebih mendetail, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia (MASI), Nafan Aji Gusta, mengatakan TikTok memerlukan kerja sama bisnis B2B dengan GOTO untuk kembali masuk ke pasar Indonesia, setelah terpaksa menutup TikTok Shop karena masalah regulasi.
Ia menilai kerja sama strategis itu berpotensi meningkatkan kinerja GTV dan GMV.
“Untuk mencapai titik profitabilitas diperlukan kenaikan kinerja GTV dan GMV secara berkesinambungan dan juga memerlukan waktu. Apalagi karena kompetisi sangat ketat, tendensi e-commerce itu selalu memberikan diskon harga,” katanya kepada Fortune Indonesia, Senin.