Jakarta, FORTUNE - Penulis buku keuangan terkenal Rich Dad Poor Dad, Robert Kiyosaki, memprediksi harga Bitcoin (BTC) dapat melonjak hingga US$250 ribu atau sekitar Rp4,1 miliar (estimasi kurs Rp 16.697 per US$) pada tahun 2026. Namun, ia juga memperingatkan adanya potensi “kehancuran besar” di pasar aset kripto.
Dilansir dari Yahoo Finance, Rabu (12/11), Kiyosaki mengungkapkan proyeksinya melalui unggahan di platform X (Twitter). Dalam pernyataannya, ia menargetkan harga emas mencapai US$27 ribu, perak US$100, Bitcoin US$250 ribu, dan Ethereum US$60.
Prediksi terakhir itu menimbulkan tanda tanya di kalangan investor, sebab harga Ethereum telah lama meninggalkan level dua digit. Sejumlah analis menduga Kiyosaki bermaksud menulis US$6.000 atau US$60.000.
Sebagai investor veteran, Kiyosaki menilai Bitcoin merupakan versi digital dari emas, sedangkan Ethereum dianggap sebagai penggerak utama sistem keuangan modern berbasis blockchain.
“Aset-aset ini mengikuti hukum uang, bukan politik,” ujarnya, menekankan bahwa nilai riil berasal dari kelangkaan dan kepercayaan pasar.
Kiyosaki juga mengkritik kebijakan Departemen Keuangan AS dan Federal Reserve, yang menurutnya melanggar “hukum uang” dengan terus mencetak dolar untuk menutupi defisit fiskal. Ia menyebut praktik tersebut menciptakan “dolar palsu”, uang yang kehilangan nilai karena tidak lagi didukung oleh produktivitas atau aset riil.
Meski kerap memperingatkan soal risiko kehancuran ekonomi, Kiyosaki tetap menambah kepemilikan emas, perak, Bitcoin, dan Ethereum. Ia berpendapat bahwa kekayaan sejati dibangun saat pasar dilanda ketakutan, bukan ketika euforia mendominasi.
Menurutnya, potensi kejatuhan pasar justru akan mengungkap siapa yang memiliki nilai kekayaan nyata, bukan sekadar uang hasil cetakan pemerintah. Pandangan ini muncul di tengah volatilitas tinggi pasar kripto dan ketidakpastian regulasi global.
Namun, Kiyosaki juga mengingatkan investor agar tetap berhati-hati. “Krisis bisa menjadi momen terbaik untuk membangun kekayaan, tapi hanya jika Anda memahami risikonya,” ujarnya.
Pendekatan Kiyosaki menegaskan strategi klasiknya: membeli aset berharga saat pasar lesu, dan menyiapkan diri menghadapi siklus ekonomi berikutnya di tengah fluktuasi ekstrem dunia kripto.
